Dengan mengawali seluruh rangkaian kegiatan marilah membacakan basmalah dan hauqolah...
A. Sejarah
Masuknya Islam di Nusantara
Untuk menjelaskan
sejarah masuknya Islam
di Nusantara ini
akan diuraikandua masalah
pokok, yaitu bagaimana
awal mula masuknya
Islam di wilayahNusantara dan
jalur-jalur apa saja
yang ditempuh dalam
rangka penyebaran Islamdi wilayah tersebut.
1. Awal Masuknya
Islam di Nusantara
Nusantara (sekarang:
Indonesia) merupakan negara
kepulauan yang seringdilewati dan
disinggahi oleh para
pedagang dari manca
negara. Di antara
parapedagang itu adalah
para pedagang Muslim
dari Arab, India, dan
Persia. Merekapernah singgah
di Nusantara sejak
abad ke-7 M
(abad perama hijrah) ketika
Islampertama kali berkembang di Timur Tengah.Nusantara merupakan
bagian dari negara
kepulauan di Asia Tenggara
yangmemiliki karakteristik yang hampir sama. PenyebaranIslam di
Nusantara tidak jauhberbeda dengan di
negara-negara lain di
Asia Tenggara, yakni
dengan cara yangramah,
damai, dan toleran.
Hal ini berbeda
halnya dengan penyebaran
Islam diTimur Tengah yang banyak
melibatkan kekuatan senjata dalam bentuk peperangan.Masuknya Islam
ke berbagai wilayah
di Asia Tenggara tidak berada
dalam satuwaktu yang
bersamaan, tetapi berada
dalam satu kesatuan
proses sejarah yang panjang.
Jauh sebelum
ditaklukkan Portugis, Malaka
merupakan pusat utama lalulintas perdagangan dan pelayaran. Melalui
Malaka, hasil hutan dan rempah-rempahdari
seluruh pelosok Nusantara
dibawa ke Cina
dan India, terutama
Gujarat, yangmelakukan hubungan
dagang langsung dengan
Malaka pada waktu
itu. Dengandemikian Malaka
menjadi mata rantai pelayaran yang penting.Dalam hubungan dagang dunia,
Indonesia juga ikut terlibat di dalamnya. Pada
zaman Sriwijaya
pedagang-pedagang Nusantara mengunjungi pelabuhan-pelabuhanCina dan
pantai timur Afrika.
Dari sejarah Cina
juga diketahui bahwa
di masaDinasti Tang (abad ke-9-10
M) orang-orang Ta-Shih sudah berada di Kanton (Kan-fu)dan sumatera.
Ta-Shih adalah sebutan
untuk orang-orang Arab
dan Persia, yang ketika itu jelas sudah menjadi Muslim.Baru
pada masa berikutnya para penduduk di kepulauan Nusantara memelukIslam yang
dimulai dari daerah-daerah
yang dihuni oleh
para pedagang Muslim.Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3
SMP 131Pada abad
ke-13 M masyarakat
Muslim sudah ada
di Samudera Pasai,Perlak,Palembang di pulau Sumatera. Di
Jawa pada waktu itusudah ada pemeluk Islam dipusat kekuasaan kerajaan
Majapahit, seperti di Gresik.Masuknya Islam ke wilayah Nusantara tidak dalam
waktu yang bersamaan. Disamping itu, kondisi politik dan sosial budaya
daerah-daerah ketika didatangi Islamjuga
berlainan. Pada waktu
itu kerajaan-kerajaan di Nusantara
mulai mengalamimasa kemunduran
dan kelemahan. Kondisi
inilah yang dimanfaatkan
oleh parapedagang Muslim
untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan politik
danperdagangan. Mereka mendukung
daerah-daerah yang muncul
dan daerah yangmenyatakan diri
sebagai kerajaan yang
bercorak Islam, yaitu
Kerajaan SamuderaPasai di pesisir
timur Laut Aceh. Selanjutnya kerajaan ini berkembang dengan baikdalam bidang
politik maupun perdagangan.
Dari sini Islam
kemudian menyebarhingga
daerah-daerah di pesisir Sumatera Utara dan timur Selat Malaka, yaitu dariAceh
sampai Palembang.
Sementara itu,
proses Islamisasi di
Jawa terjadi di sekitar
Majapahit danterutama di
beberapa kota pelabuhan
di Jawa. Hal
ini erat kaitannya
denganperkembangan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang
Islam yangtelah mempunyai kekuasaan
ekonomi dan politik
di Samudera Pasai,
Malaka, danAceh. Di
antara kerajaan-kerajaan di
Jawa yang muncul
sebagai kerajaan Islamadalah
Demak dan kerajaan-kerajaan di
pesisir utara Jawa Timur,
Jawa Tengah,dan Jawa Barat.Masuknya
Islam ke wilayah timut Nusantara, khususnya Maluku, tidak dapatdipisahkan dari
jalur perdagangan yang terbentang pada pusat lalu lintas pelayaraninternasional di
Malaka, Jawa, dan
Maluku. Sejak abad
ke-14 M, Islam
datang keMaluku, yakni
di Ternate yang
kemudian di Banda,
Hitu, Makyan, dan
Bacan.Penyebaran Islam ke Maluku ini melalui perdagangan,dakwah, dan
perkawinan.Di pulau Kalimantan
Islam masuk melalui
pintu timur. Kalimantan
Timurpertama kali diislamkan
oleh Dautk Ri
Bandang dan Tunggang
Parangan. Keduaorang muballigh
ini datang ke
Kutai (Kalimantan Timur)
setelah orang-orangMakassar masuk
Islam. Proses Islamisasi
di sini dan daerah
sekitarnyadiperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M. Di Sulawesi,
terutama bagian selatan,
sejak abad ke-15
M sudah didatangipara pedagan Muslim dari Malaka,
Jawa, dan Sumatera. Pada abad ke-16 M sudahmulai ada masyarakat Muslim di Gowa.
Proses Islamisasi di Gowa dilakukan dengancara
damai oleh Datuk
Ri Bandang dan
Datok Sulaeman. Raja
Gowa dan Tallosecara resmi masuk Islam pada tanggal 22
September 1605 M. Setelah itu kerajaanGowa
memerangi kerajaan-kerajaan Soppeng,
Wajo, dan Bone sehingga
ketiganyamasuk Islam.
2. Jalur-jalur
Penyebaran Islam di Nusantara
Dari paparan
singkat tentang masuknya
Islam di wilayah
Nusantara di atas,dapat disimpulkan bahwa penyebaran Islam
di wilayahNusantara melalui berbagaicara.
Cara-cara penyebaran Islam
di wilayah ini
secara singkat akan
diuraikan dibawah ini.
a. Jalur perdagangan
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 132Mula-mula
Islam
menyebar ke wilayah
Nusantara dengan cara
perdagangan
ini. Kesibukan
lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga 16 M membuat parapedagang Muslim
(Arab, Persia, dan
India) turut ambil
bagian dalam perdagangandari negeri-negeri
bagian barat, tenggara,
dan timur benua
Asia. Penyebaran Islammelalui
jalur ini sangat
menguntungkan, karena para raja
dan bangsawan ikutambil bagian dalam kegiatan ini, bahkan
mereka menjadi pemilik modal dan saham.Para
pedagang Muslim banyak
yang tinggal di
pesisir Pulau Jawa yangpenduduknya ketika
itu masih belum
Muslim. Mereka berhasil
mendirikan masjidmasjid dan
mendatangkan ulama dari
luar Jawa sehingga
jumlah mereka semakinbanyak. Mereka
kemudian menjadi orang
Jawa yang kaya.
Di beberapa tempat,terutama pesisir
utara Jawa, kemudian
banyak penguasa Jawa
(para bupatiMajapahit) yang masuk
Islam karena hubungan dagang ini.
b. Jalur sosial politik
Penyebaran Islam
di Nusantara juga
ditempuh melalui jalur sosial
politik.Jalur sosial budaya
yang paling populer
adalah melalui jalur
kesenian. Inilah yangdilakukan
misalnya oleh Sunan
Kalijaga di Pulau
Jawa dengan media
wayang.Dengan wayang ini
Sunan Kalijaga menyisipkan
dakwah Islam melalui
cerita-ceritawayang yang ditampilkan.
Kesenian-kesenian lain yang
juga menjadi saranapenyebaran Islam adalah seni sastera,
seni bangunan, dan seni ukir.Jalur
politik dalam penyebaran
Islam ini dapat
dilihat misalnya ketikamudahnya rakyat Maluku memeluk Islam
setelah rajanya terlebih dahulu memelukIslam.
Pengaruh politik raja
sangat membantu dakwah Islam
di wilayah ini.
Ditempat-tempat lain jalur
politik juga digunakan
ketika kerajaan-kerajaan Islammemerangi kerajaan-kerajaan non
Islam yang pada
akhirnya banyak menarikpenduduk kerajaan-kerajaan yang
ditaklukkan ini untuk memeluk Islam.
c. Jalur pendidikan dan pengajaran
Cara yang
juga efektif untuk
penyebaran Islam adalah
dengan melalui jalurpendidikan dan
pengajaran. Jalur ini
ditempuh melalui lembaga-lembaga sepertipesantren atau
pondok serta majlis-majlis
taklim yang diadakan
oleh para ulamadan
guru-guru agama. Para
santri (murid) yang
sudah selesai dari pesantren
inikemudian kembali ke
kampungnya masing-masing untuk
mendakwahkan Islamsehingga Islam
menyebar di berbagai penjuru desa.Model
ini juga dilakukan
oleh para guru
tasauf (sufi). Dengan
disertaikemahiran dalam bidang magis (mistik), para sufi ini mudah
menyebarkan Islam dikalangan masyarakat. Inilah yang dilakukan misalnyaoleh
Hamzah Fansuri di Acehdan Sunan Panggung
serta Syeikh Lemah
Abang di Jawa dalam
mendakwahkanIslam kepada para muridnya.
B. Beberapa
Kerajaan Islam di Nusantara
Di bawah ini
akan diceritakan secara singkat beberapa kerajaan Islam terkenalyang berdiri
di wilayah Nusantara
yang cukup memberi
pengaruh dalam sejarahperkembangan Nusantara
hingga datangnya para
penjajah dari negara-negaraEropa. Kerajaan-kerajaan Islam
ini menyebar di berbagai pulau yang ada di wilayahNusantara.
1. Di Pulau Sumatera
Ada beberapa
kerajaan Islam yang
berdiri di Pulau
Sumatera, di antaranyayang terkenal adalah Samudera Pasai
dan Aceh Darussalam.
a. Samudera Pasai
Kerajaan Samudera
Pasai adalah kerajaan
Islam pertama di
Pulau Sumateradan juga
pertama di Nusantara.
Kerajaan ini terletak
di pesisir timur
laut Aceh.Keberadaannya sebagai
kerajaan Islam diperkirakan
mulai awal atau
pertengahanabad ke-13 M
sebagai hasil dari
proses Islamisasi daerah-daerah
pantai yangpernah disinggahi
pedagang-pedagang Muslim sejak
abad ke-7, ke-8 M, danseterusnya.Pendiri kerajaan
Samudera Pasai dan
sekaligus raja (sultan)
pertamanyaadalah Malik al-Saleh yang memerintah hingga tahun 1297 M.
Raja-raja setelahnyaadalah Sultan Malik
al-Zahir (1297-1326 M),
Mahmud Malik al-Zahir
(1326-1345M), Manshur Malik
al-Zahir (1345-1346 M),
Ahmad Malik al-Zahir
(1346-1383 M),Zainal Abidin Malik
al-Zahir (1383-1405 M), Nahrasiyah (1402-?), Abu Zaid Malik alZahir (?-1455 M),
MahmudMalik al-Zahir (1455-1477 M),
Zainal Abidin (1477-1500M), Abdullah Malik al-Zahir (1501-1513 M), dan sultan
yang terakhir adalah ZainalAbidin (1513-1524 M).Perekonomian negara
ini mengandalkan perdagangan
dan pelayaran. Ditinjaudari
segi geografis dan
sosial ekonomi, kerajaan
Samudera Pasai merupakan
suatudaerah yang penting
sebagai penghubung antara
pusat-pusat perdagangan yangterdapat di kepulauan Nusantara, India,
Cina, dan Arab.Kerajaan ini berakhir
pada tahun 1524
M. Pada tahun 1521
kerajaan iniditaklukkan oleh
Portugis yang mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524M kerajaan ini
menjadi bagian dari wilayah kerajaanAceh Darussalam.
b. Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh
Darussalam berada di
wilayah yang sekarang
dikenal sebagaiAceh Besar. Ada
yang berpendapat bahwa kerajaan Aceh ini berdiri pada abad ke-15M. Kerajaan
ini didirikan di
atas puing-puing kerajaan
Lamuri oleh Muzaffar
Syah(1465-1497 M). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam.Pada masa
Muzaffar Syah kerajaan
Aceh mengalami kemajuan
dalam hal perdagangan, karena
para pedagang Muslim
yang sebelumnya berdagang
denganMalaka memindahkan kegiatan
mereka ke Aceh,
setelah Malaka dikuasai Portugis(1511 M).Kerajaan Aceh menerima
Islam dari Pasai.
Kerajaan Aceh ini
merupakangabungan dari dua
kerajaan kecil, yaitu
Lamuri dan Aceh
Dar al-Kamal. Rajanyayang pertama adalah Ali Mughayat Syah.
Adapun peletak dasar kebesaran kerajaanAceh adalah Sultan Alaudin Riayat Syah
yang begelaral-Qahar. Dalam menghadapibala
tentara Portugis, ia
menjalin persahabatan dengan
kerajaan Usmani di
Turkidan kerajaan-kerajaan Islam
lain di Nusantara.
Dengan bantuan Turki
kerajaanAceh dapat membangun angkatan perangnya dengan baik.Puncak kekuasaan
kerajaan Aceh terjadi
pada masa pemerintahan
SultanIskandar Muda (1608-1637
M). Pada masanya
Aceh menguasai seluruh
pelabuhan
di pesisir
timur dan barat
Sumatera. Tanah Gayo
dan Minangkabau berhasil
diislamkan.
Orang-orang kafir Batak berusaha menangkis kekuatan-kekuatan Islam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 134
dengan minta
bantuan Portugis. Dalam
rangka menghadapi Portugis,
Sultan
Iskandar Muda
meminta bantuan Belanda dan Inggris.
Pengganti Sultan
Iskandar Muda adalah
Sultan Iskandar Tsani.
Pada masa
Iskandar Tsani
pengetahuan agama maju
pesat. Sepeninggalnya tampil
beberapa
sultan wanita.
Pada masa ini
beberapa wilayah taklukan
melepaskan diri dan
kerajaan mulai
terpecah belah yang semakin lama semakin melemah.
2. Di Pulau Jawa
Ada beberapa
kerajaan Islam yang
berdiri di Pulau
Jawa pada masa
berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam
di daerah lain
di Nusantara dan
melemahnya kerajaan
Majapahit yang berpusat
di Jawa. Di
antara kerajaan Islam
yang berdiri
di Jawa adalah
Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, dan
Banten.
Selanjutnya masing-masing
kerajaan ini akan
diuraikan secara singkat
di bawah
ini.
a. Demak
Demak merupakan
kerajaan Islam pertama
yang berdiri di Jawa.
Raja
pertamanya adalah
Raden Patah yang
bergelar Senopati Jimbun
Ngabdurahman
Panembahan Palembang
Sayidin Panatagama. Ia
adalah seorang anak
dari raja
Majapahit dari
seorang ibu Muslimah
keturunan Campa. Dalam
mengatur
permasalahan
agama Raden Patah dibantu oleh Wali Songo.
Pemerintahan Raden
Patah berlangsung kira-kira
di akhir abad
ke-15 M
hingga awal
abad ke-16 M.
Selanjutnya ia digantikan puteranya Pangeran
Sabrang
Lor yang
dikenal juga dengan
Pati Unus. Raja
selanjutnya adalah Trenggono
yang
dilantik menjadi
sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin.
Pada tahun
1546 dalam penyerbuan
ke Blambangan Sultan
Trenggono
terbunuh. Ia
digantikan artinya Prawoto. Prawoto kemudian juga dibunuh oleh Aria
Penangsang dari
Jipang tahun 1549.
Dengan demikian kerajaan
Demak berakhir
dan diteruskan
oleh kerajaan Pajang dengan Jaka Tingkir sebagai raja pertamanya.
b. Pajang
Kerajaan atau
kesultanan Pajang adalah
penerus dan sekaligus
pewaris dari
kerajaan Demak.
Kesultanan Pajang yang terletak di daerah Kartosura sekarang ini
aalah kerajaan
Islam pertama yang
terleak di pedalaman
pulau Jawa. Usia
kesultanan ini
tidak panjang. Kekuasaan
dan kebesarannya kemudian
diambil alih
oleh kerajaan
Mataram.
Raja atau
sultan pertama Pajang
adalah Jaka Tingkir yang
berasal dari
Pengging. Jaka
Tingkir diangkat menjadi
penguasa Pajang oleh raja
Demak, Sultan
Trenggono, setelah
dijadikan menantunya. Pada
tahun 1546 Sultan Trenggono
meninggal dan
muncul kekacauan di
kota Demak. Dengan
ini Jaka Tingkir
kemudian mengambil
alih kekuasaan setelah
anak sulung Sultan
Trenggono,
Prawoto,
dibunung oleh Aria Penangsang dari Jipang (sekarang Bojonegoro).
Setelah memindahkan
semua benda pusaka
ke Pajang, Jaka
Tingkir menjadi
raja yang cukup
berpengaruh di Jawa dan bergelar Sultan Adiwijaya. Pada masanya
terjadi perpindahan
pusat kekuasaan kerajaan Islam dari pesisir ke pedalaman.
Adiwijaya meluaskan
daerah kekuasaannya ke
timur sampai ke
Madiun, di
aliran Bengawan
Solo, Blora, dan Kediri. Adiwijaya kemudian wafat tahun 1587 dan
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 135
dimakamkan di
Butuh (sebelah barat
taman kerajaan Pajang)
dan digantikan
menantunya, Aria
Pangiri (anak Prawoto).
Putera Adiwijaya, Pangeran
Benawa,
menjadi penguasa
di Jipang. Pada tahun 1588 Pangeran Benawa berhasil mengusir
raja Pajang atas
bantuan penguasa Mataram, Senopati. Pangeran Benawa kemudian
diangkat menjadi
raja Pajang dan berada di bawah perlindungan kerajaan Mataram.
Kerajaan berakhir
tahun 1618. Waktu
itu Pajang memberontak
terhadap
Mataram dan
berhasil ditumpas oleh
Mataram yang rajanya
waktu itu adalah
Sultan Agung.
Pajang hancur dan rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.
c. Mataram
Awal dari
kerajaan Mataram adalah
ketika Sultan Adiwijaya
dari Pajang
meminta bantuan
kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk
menghadapi dan
menumpas pemberontakan Aria
Penangsang. Sebagai hadiahnya,
Sultan kemudian
menghadiahkan daerah Mataram
kepada Ki Pamanahan yang
menurunkan
raja-raja Mataram Islam kemudian.
Ki Pamanahan
menempati istana Mataram tahun 1577 M dan digantikan oleh
puteranya, Senapati,
tahun 1584 M yang dikukuhkan
oleh sultan Pajang.
Senapatilah yang
dianggap sebagai sultan
Mataram pertama, setelah
Pangeran
Benawa (putera
Sultan Adiwijaya) menwarkan kekuasaan atas pajang kepadanya.
Atas perjuangannya
yang berat, Senapati
berhasil menguasai sebagian
dari
kerajaan-kerajaan bekas
kekuasaan Pajang. Senapati
kemudian meninggal tahun
1601 M
dan digantikan oleh
puteranya Seda Ing
Krapyak yang memerintah
hingga
tahun 1613 M.
Sultan Agung kemudian menggantikan
ayahnya, Seda Ing Krapyak,
dan berhasil
menguasai seluruh Jawa Timur.
Pada masa Sultan
Agung mulai terjadi kontak bersenjata dengan VOC. Tahun
1646 Sultan
Agung wafat dan digantikan putera mahkotanya, Amangkurat I. Sultan
Amangkurat I
bermusuhan dengan para
ulama, bahkan tahun
1647 ia membunuh
sekitar 5000-6000
ulama beserta keluarganya.
Karena itu sering terjadi
pemberontakan yang
dilakukan oleh para
ulama terhadap kerajaan
Mataram yang
mengakibatkan
runtuhnya Kraton Mataram.
d. Cirebon
Kesultanan
Cirebon adalah kerajaan Islam pertama diJawa Barat. Kerajaan ini
didirikan oleh
Sunan Gunung jati.
Wilayah kerajaan ini
semula adalah daerah
kekuasaan
kerajaan Pajajaran.
Islam sudah
ada di Cirebon
sekitar tahun 1470-1475
M. Yang berhasil
meningkatkan status
Cirebon sebagai kerajaan
Islam adalah Syarif
Hidayat yang
dikenal dengan
Sunan Gunung Jati,
pengganti dan keponakan
dari Pangeran
Walangsungsang (masih
kerabat penguasa Pajajaran).
Sunan Gunung Jati
adalah
sebagai pendiri
dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Dari Cirebon,
Sunan Gunung Jati
mengembangkan Islam ke daerah-daerah
lain di
Jawa Barat, seperti
Majalengka, Kuningan, Kawali
(Galuh), Sunda Kelapa,
dan Banten.
Beliau wafat tahun
1568 M dalam
usia 120 tahun
dan digantikan
puteranya Hasanudin.
Sultan Hasanudin inilah
yang kemudian menurunkan
rajaraja Banten. Sepeninggal Pangeran Girilaya Cirebon diperintah oleh dua puteranya,
Martawijaya atau
Panembahan Sepuh dan Kartawijaya sebagai Panembahan Anom.
Kesultanan juga
dibagi dua, yaitu
kesultanan Kasepuhan yang
rajanya bergelar
Samsudin dan
kesultanan Kanoman yang rajanya bergelar Badrudin.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 136
e. Banten
Banten didirikan
oleh Hasanudin, putera
Sunan Gunung Jati.
Hasanudin
kemudian menjadi
raja Banten pertama.
Banten semula merupakan vassal
dari
Demak. Hasanudin
meninggal tahun 1570
dan digantikan oleh
puteranya, Yusuf.
Setelah sembilan
tahun memerintah, Yusuf
berhasil menaklukkan Pakuwan
yang
belum Islam.
Yusuf meninggal tahun
1580 dan digantikan
puteranya, Muhammad,
yang masih muda
belia.
Selama Muhammad
masih belum dewasa,
pemerintahan dipegang oleh
kali
(jaksa agung)
bersama empat pembesar
kerajaan lainnya. Sultan
Muhammad
melanjutkan serangan
terhadap raja Palembang
dan gugur pada
tahun 1596 M
dalam usia
25 tahun dan
meninggalkan putera yang
berusia 5 bulan,
Abdul
Mafakhir Mahmud
Abdulkadir.
Sebelum memegang pemerintahan
secara langsung, sultan
berturut-turut
berada di
bawah 4 orang
wali laki-laki dan
seorang wali perempuan.
Ia baru aktif
memegang
kekuasaan tahun 1626 M dan tahun 1638 M mendapat gelar Sultan dari
Makkah. Dialah
raja Banten pertama yang mendapat gelar sultan yang sebenarnya.
Ia meninggal
tahun 1651 M dan digantikan
cucunya Sultan Abulfath
Abdulfath.
Pada masa
Sultan inilah terjadi
beberapa kali peperangan
antara Banten dan
VOC
yang berakhir
dengan disetujuinya perjanjian perdamaian tahun 1659 M.
3. Di Pulau Kalimantan
Ada dua kerajaan
Islam besar yang berdiri di pulau Kalimantan, yaitu kerajaan
Banjar dan
kerajaan Kutai. Dua
kerajaan Islam inilah
yang akan diuraikan
secara
singkat di bawah.
a. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
Kerajaan Banjar
merupakan kelanjutan dari
kerajaan Daha yang
beragama
Hindu. Peristiwanya
bermula ketika terjadi
pertentangan dalam keluarga
istana
antara Pangeran
Samudera sebagai pewaris
sah kerajaan Daha
dengan pamannya,
Pangeran
Tumenggung.
Ketika raja
Daha, Sukarama, hampir
wafat, ia berwasiat
agar yang
menggantikannya
adalah cucunya, Pangeran Samudera. Hal ini tidak disetujui oleh
keempat
puteranya, terutama Pangeran Tumenggung. Setelah Sukarama meninggal
jabatan raja
dipegang oleh putera
tertuanya, Pangeran Mangkubumi.
Ia kemudian
terbunuh oleh
pegawai istana atas
hasutan Pangeran Tumenggung.
Akhirnya
Pangeran
Tumenggung menjadi raja Daha.
Pangeran Samudera
mengembara ke wilayah
muara dan diasuh
oleh Patih
Masih. Pangeran
Samudera berhasil menyusun
kekuatan. Dengan meminta
bantuan dari
kerajaan Demak, Pangeran
Samudera kemudian berhasil
menguasai
Banjar dan
sesuai dengan perjanjian
yang dibuat dengan
Demak, ia dan
seluruh
kerabat kraton
serta penduduk Banjar
memeluk Islam. Ia kemudian
masuk Islam
dan menjadi
raja pertama dalam
kerajaan Islam Banjar
dengan gelar Sultan
Suryanullah atau
Suriansyah.
Daerah-daerah yang
kemudian mengakui kekuasaan
kerajaan Islam Banjar
adalah Sambas,
Batanglawai, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi,
dan
Sambangan. Sultan
Suryanullah kemudian diganti
oleh putera tertuanya, Sultan
Rahamtullah. Raja-raja
selanjutnya adalah Sultan
Hidayatullah (putera Sultan
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 137
Rahmatullah) dan
Marhum Panambahan yang dikenal dengan Sultan Musta’inullah.
Pada masanya
Banjar mulai mengalami kekacauan.
b. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Penyebar Islam
di Kutai adalah Tuan di Bandang (Dato’ Ri Bandang) dan Tuan
Tunggang Parangan
dari Makassar. Setelah
pengislaman Kutai Dato’
Ri Bandang
kembali ke Makassar
dan Tuan Tunggang Parangan tetap di Kutai.
Melalui Tuang
Tunggang Parangan, Raja
Mahkota sebagai penguasa
Banjar
tunduk kepada
Islam. Ia kemudian
mendirikan masjid dan
pengajaran Islam
dimulai. Proses
Islamisasi di Kutai
dilakukan dengan cara
peperangan hingga
masuk ke
daerah-daerah pedalaman. Aji di Langgar,
puteranya, dan penggantipenggantinya melanjutkan ke daerah
Muara Kaman.
4. Di Pulau Sulawesi
Kerajaan Gowa-Tallo merupakan dua
kerajaan kembar di
Sulawesi yang biasa
disebut kerajaan
Makassar. Sejak kerajaan
ini menjadi pusat
perdagangan laut,
kerajaan ini
menjalin hubungan baik
dengan Ternate yang
sudah menerima Islam
dari Gresik/Giri.
Di bawah pemerintahan
Sultan Babullah, Ternate
mengadakan
perjanjian persahabatan
dengan Gowa-Tallo. Ketika
itu Sultan Babullah
mengajar
penguasa Gowa-Tallo untuk menganut
Islam, tetapi gagal.
Baru pada saat
Dato’ Ri
Bandang datang
ke kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Alauddin (1591-1636
M) adalah sultan
pertama yang menganut
Islam pada tahun
1605.
Setelah itu
kerajaan Gowa-Tallo menyampaika Islam kepada kerajaan-kerajaan
lain seperti
Luwu, Wajo, Soppeng, dan Bone. Raja Luwu segera menerima Islam dan
tiga kerajaan
lainnya baru menerima
Islam setelah melalui
peperangan. Wajo
menerima Islam
tahun 1610 M dan Bone
tahun 1611 M.
Raja Bone pertama
yang
masuk Islam adalah
Sultan Adam.
5. Di Kepulauan Maluku
Islam mencapai
kepulauan rempah-rempah ini
pada pertengahan abad
ke-15
M. Sekitar
tahun 1460 raja
Ternate, Vongi Tidore,
memeluk Islam. Ia
mengambil
isteri keturunan
ningrat dari Jawa. Gelombang perdagangan
Muslim terus
meningkat pada
masa Zainal Abidin (1486-1500 M).
Karena Islam
masih muda di
Ternate, Portugis datang ke
sana dan berniat
menggantikan Islam
dengan Kristen, namun
gagal. Islam juga
menyebar ke daerah
Ambon, yakni ke
Hitu. Tersebarnya Islam ke Hitu karena kedatangan seorang qadi,
Ibrahim, yang
kemudian menjadi qadi Ambon dan memberikan pengajaran Islam di
sini. Kemudian
didirikan sebuah masjid di Ambon dengan bentuk yang sama seperti
di Giri.
Komunikasi antara
Hitu dan Giri
memang masih bertahan
hingga abad ke-17
M. Bahkan
Demak dan Jepara
merupakan sekutu-sekutu Hitu
dalam peperangan
melawan Portugis
yang menempatkan diri
di Leitimor, semenanjung Ambon
yang
penduduknya masih
menyembah berhala. Di
daerah inilah Portugis
berhasil
memperkenalkan
Kristen kepada mereka.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 138
.
Asia
Kurun waktu
masyarakat Indonesia untuk memeluk agama Islam diperkirakan
dalam rentang
abad ke-11 sampai ke-17 Masehi. Abad-abad sesudah itu merupakan
masa
perkembangan agama Islam di Indonesia.
Untuk menyelidiki
daerah dan kerajaan
mana yang lebih
dahulu memeluk
agama Islam,
dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah berikut ini:
1. Sejarah
Dinasti Yuan (1280-1376)
yang melaporkan adanya pertemuan
duta
Cina dengan dua
orang menteri dari kerajaan Samudera Pasai, yaitu Hasan dan
Sulaiman. Pertemuan
itu terjadi di
Quilon. Pertemuan itu
menjadi pertanda
bahwa kerajaan
Samudera Pasai beragama Islam.
Gambar 5.1. Peta
Sumatera dan semenanjung Melayu Gambar 5.2. Marcopollo
2. Laporan Marcopollo, seorang perantau dari
Venesia (Italia), pada tahun 1292 M.
Marcopollo tertahan
selama lima bulan
di Samudera Pasai
yang penduduknya
sudah beragama
Islam. Hal ini
berarti agama Islam
sudah dipeluk oleh
masyarakat Pasai
sebelum tahun 1292 M.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 139
3. Ying
Yai Sheng Lan
atau laporan umum
tentang pantai-pantai lautan
yang
merupakan laporan
yang ditulis oleh
seorang Cina Muslim
bernama Ma Huan
yang diterbitkan
pada tahun 1416 M.
1. Masuknya
Agama Islam di Indonesia
Untuk menjelaskan
masuknya Islam ke
Indonesia yang wilayahnya
cukup
luas, di bawah
ini akan dijelaskan berdasarkan tempat dan waktunya. Berdasarkan
kedua hal
itu Islam masuk
ke Indonesia mulai
dari arah barat
kemudian ke timur
hingga ke
seluruh wilayahnya. Karena
itu di bawah
ini akan diurutkan
mulai dari
wilayah barat,
yaitu pulau Sumatera,
kemudian Jawa, Kalimantan, Sulawesi
, dan
Maluku.
a. Sumatera
Islam masuk
ke Sumatera dengan
jalan damai yang
dilakukan oleh para
muballigh
(penyampai dan penyebar
agama Islam). Mereka
melangsungkan
perkawinan dengan
para penduduk setempat,
sehingga Islam berkembang
turun
temurun dan
kemudian dapat membentuk
kerajaan yang bercorak
Islam. Kerajaan
Islam yang
pertama di Indonesia
adalah kerajaan Samudera
Pasai. Dari catatan
dinasti Yuan,
bahwa kerajaan Samudera
Pasai pada tahun
1280-1367 M sudah
memeluk Islam.
Bukti lain yang
mendukung hal itu adalah ditemukannya makam Sultan Malik
al-Saleh yang
merupakan raja Kerajaan
Samudera Pasai. Pada
batu nisannya
terdapat tulisan-tulisan Arab.
Dengan demikian sebelum
tahun 1297 M
beliau
dipastikan sudah
menganut agama Islam.
Bukti lain tentang
masuknya agama
Islam di
Sumatera adalah ditemukannya
pemakaman Islam Kuno
di desa
Pananggahan,
Kecamatan Barus, Kabupaten Sibolga Sumatera Utara.
b. Jawa
Islam masuk
ke Jawa melalui
pesisir utara. bukti-bukti
masuknya Islam ke
pulau Jawa
dapat dilihat dari
diketemukannya makam Fatimah
binti Maimun bin
Hibatullah yang
wafat pada tahun 1082 M di desa Leran kecamatan Manyar Gresik.
Nama Leran
adalah nama sebuah
tempat di Persia.
Diperkirakan Fatimah adalah
cucu penguasa
raja di Leran
Persia yang tentunya
sudah beragama Islam.
Agama
Islam masuk ke
Jawa dibawa oleh kelompok Fatimah itu dengan metoda dakwah.
Gambar 5.3. Peta
Pulau Jawa Gambar 5.4. Prasasti berhuruf Arab
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 140
Di Gresik
ditemukan juga prasasti
di makam Malik
Ibrahim dari Kasyan
yang
meninggal tahun
1419 M. Makam
Malik Ibrahim cukup
mewah, terbuat dari
batu
pualam yang
bertuliskan kaligrafi yang
menunjukkan bahwa Malik
Ibrahim adalah
orang yang kaya.
Para pakar
arkeologi memastikan bahwa
tahun 1374 M
di kota Trowulan
(Mojokerto) yang
merupakan bekas ibu
kota kerajaan Majapahit
terdapat banyak
batu nisan
yang bertuliskan abjad
Arab. Hal ini
juga menunjukkan bahwa
Islam
sudah masuk ke
Jawa pada abad ke-14 masehi.
c. Kalimantan
Karena begitu
luasnya wilayah pulau
Kalimantan, maka perkembangan
Islam
di Kalimantan
akan dijelaskan per wilayah seperti berikut:
1) Kalimantan
Barat
Islam masuk
ke wilayah Pontianak
disiarkan oleh bangsawan
Arab yang
bernama Sultan
Syarif Abdurrahman pada
abad ke-18 masehi
setelah berhasil
menyebarkan
agama Islam sampai ke pedalaman. SultanSyarif Abdurrahman pada
akhirnya menjadi
penguasa Pontianak. Makam,
masjid, dan istananya masih
ada
dan dapat kita
saksikan hingga sekarang.
Di desa
Mulyakerta ditemukan pemakaman
Islam kuno. Di
antara makam itu
ada tujuh pasang
batu nisan yang dipahat timbul dengan angka tahun Jawa kuno.
Bentuk batu
nisan tersebut sama
dengan batu nisan
Majapahit dan ada
yang
berlambangkan surya
Majapahit. Angka tahun
yang tertua di
nisan itu adalah
tahun 1340
saka (1418 M) dan angka
tahun 1363 saka
(1441 M). Dengan
ditemukannya angka
tahun Jawa kuno
itu dipastikan sebelum
tahun 1418 M
agama Islam
sudah ada di
desa Mulyakerta. Adapun
agama Islam masuk
ke
Kalimantan Barat
pada abad ke-15 masehi dibawa olehulama-ulama dari Majapahit
(Jawa).
Gambar 5.5. Peta
Pulau Kalimantan
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 141
2) Kalimantan
Tengah
Di Kalimantan
Tengah ada dua
kabupaten, yaitu Kabupaten
Kotawaringin
Barat yang ibu
kotanya Pangkalan Bun dan Kotawaringin Timur dengan ibukotanya
Sampit, yang
dulu masing-masing berdiri
sendiri sebagai kerajaan
yang berdaulat.
Islam masuk ke
Kotawaringin disebarkan oleh Ki Gedeabad ke-18 M, yaitu seorang
ulama pengikut
Pangeran Dipati Antakusuma
dari Kesultanan Banjarmasin.
Dia
mendirikan
masjid yang bernama masjid Ki Gede yang sampai sekarang masih tetap
ada. Dalam
masjid tersebut terdapat
beduk yang terbuat
dari kayu besi
dengan
ukuran diameter
52 cm dan panjang 162 cm. Telah diketahui bahwa beduk adalah
bagian dari
kebudayaan Jawa, bukan
Arab. Dari Kotawaringin
agama Islam
berkembang ke
timur sampai wilayah Sampit.
3) Kalimantan
Selatan
Masuknya Islam
di Kalimantan Selatan bisa dilihat dari Islamisasi di kerajaan
Banjar yang
bersifat politis dan resmi. Artinya Islamisasi ini dimulai dari pemimpin
atau raja
terlebih dahulu baru
kemudian ke penduduknya.
Biasanya jika
pemimpinnya sudah
masuk Islam terlebih
dahulu baru, maka pengikutnya
akan
beramai-ramai
memeluk agama Islam.
Proses Islamisasi
Kalimantan Selatan terjadi
ketika pecah perang saudara
antara raja
dan putra mahkota
kerajaan Banjarmasin yang
dipimpin oleh Raja
Tumenggung yang
memerintah dengan sangat
kejam. Kerajaan ini
bercorak Hindu.
Kemudian
kemenakannya (Pangeran Samudera) yang tidak suka dengan kekejaman
itu memberontak
dan minta bantuan
dari Sultan Demak di
Jawa Tengah. Sultan
Demak bersedia
membantu dengan syarat
Pangeran Samudera dan
pengikutnya
harus masuk
Islam semuanya. Hal
ini telah disetujui oleh Pangeran
Samudera.
Pada peperangan
itu akhirnya Raja
Tumenggung dapat dikalahkan
dan Pangeran
Samudera.
Akhirnya Pangeran Samudera diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan
Suriansyah yang
memerintah dari tahun 1595-1620 M.
4) Kalimantan
Timur.
Penyebaran Islam
di Kalimantan Timur terjadi pada masa kerajaan Kutai, yaitu
pada masa
pemerintahan Raja Mahkota
(1573-1610 M). Raja
Mahkota adalah raja
ke-6 yang
memerintah di kerajaan Kutai.
Agama Islam
masuk ke kerajaan Kutai melalui Makassar yang dibawa oleh dua
orang penyiar
agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Haji
Tunggangparangan. Mula-mula
kedua orang ini
mengislamkan kerajaan Makassar.
Setelah agama
Islam berkembang di
Makassar, dua orang
haji tersebut
mengembangkan dakwahnya
ke kerajaan Kutai
dan berhasil mengislamkan
rakyat
di kerajaan
Kutai.
d. Sulawesi
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 142
Sejarah masuknya
Islam di Sulawesi
dimulai di Makassar,
Gowa, dan Tallo
yang berada
di wilayah Sulawesi
Selatan. Sejak dulu di
Sulawesi Selatan telah
berdiri beberapa
kerajaan dan yang
paling awal memeluk
agama Islam adalah
raja
dan masyarakat
Gowa –Tallo.
Gambar 5.6. Peta
Pulau Sulawesi
Bukti bahwa
agama Islam masuk
ke Sulawesi adalah
ditemukannya sebuah
naskah yang
bernama Lontara Bilang, yaitu
buku harian tentang
raja Gowa dan
Tallo, sejak
tahun 1545 M.
Dalam naskah itu
dicatat peristiwa
pengislaman di
Sulawesi
Selatan, seperti:
1) 22
September 1603 M
Kanjeng Matoaya raja
ke-4 dari Tallo
masuk Islam dan
bergelar Sultan
Alauddin.
2) 9
November 1607 M
kerajaan Makassar diproklamasikan sebagai
kesultanan
Islam.
3) 23 November 1611 M kerajaan Bone dan kerajaan
Wajo juga masuk Islam.
Biasanya yang
menyebarkan Islam dengan
cara berdakwah adalah
kelompok
da’i dari
Demak, Tuban, Ternate,
dan dari Demak
Minangkabau. Adapun da’i
yang
mendakwahkan Islam
secara perorangan datang
dari Aceh, Melayu
(Johor dan
Pahang), serta
Campa.
e. Maluku
Daerah Maluku
terdiri atas beratus-ratus
pulau, sehingga di
Maluku terdapat
pulau seribu.
Kedatangan agama Islam
di Maluku dimulai
di bagian utara,
yaitu
Ternate, Tidore,
Bacan, dan Lailolo.
Pada abad ke-8 M
datang muballigh Irak
dari
golongan Syi’ah
yang mengikuti ajaran
Sayyidina Ali. Sumber
lain mengatakan
Islam dayang
ke Maluku dibawa
oleh Ja’far Shiddiq,
yaitu seorang ulama
Jawa,
yang datang
ke Ternate tahun
1250 M. Dari
catatan Antonio Golvao,
seorang
perwira Portugis
yang datang ke
Ternate, diketahui bahwa
agama Islam masuk
ke
Ternate sekitar
tahun 1460 M. Pembawanya adalah para pedagang dari Malaka.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 143
Gambar 5.7. Peta
Kepulauan Maluku
Dari paparan
singkat di atas
dapat disimpulkan bahwa
masuknya Islam ke
Indonesia
didukung oleh kegiatan pelayaran dalam rangka berdagang yang saat itu
sangat berkembang.
Maka tidaklah mengherankan
jika orang-orang yang
masuk
agama Islam terlebih dahulu
adalah orang-orang yang berada
di pesisir pantai.
Di
daerah ini orang-orang dari
berbagai negara bertemu, termasuk orang-orang Islam.
Pada saat itulah
tidak jarang sentuhan agamis datang dari pendatang Muslim yang
kemudian dapat
mempengaruhi rekan-rekan dagangnya.
Islam berkembang
dengan pesat di
berbagai wilayah (pulau)
di Indonesia
terutama setelah
berdirinya negara-negara Islam
di wilayah itu.
Perkembangan
Islam selanjutnya
mengalami hambatan ketika
bangsa asing masuk
ke negara kita
dengan tujuan
menjajah. Datangnya para penjajah dari Barat (Eropa) ternyata tidak
hanya bertujuan
untuk mengeruk hasil
bumi nusantara yang sangat
kaya ini saja,
tetapi juga
dengan tujuan menyebarkan
agama Kristen yang menjadi
agama para
penjajah tersebut.
Tentu saja kedatangan
para penjajah ini
sangat merugikan bagi
perkembangan
Islam di Indonesia.
Kedatangan bangsa
Barat di Indonesia
juga sekaligus dapat menumbuhsuburkan perkembangan
agama Kristen di
Indonesia. Yang kita
lihat sekarang ini,
di kota-kota
besar di Indonesia
yang dahulu menjadi pusat
kerajaan Islam banyak
ditemukan komunitas
Kristen yang cukup
besar dan berdiri
tempat-tempat ibadah
mereka yang
cukup banyak.
Sepeninggal bangsa
Barat (setelah Indonesia
merdeka) Islam kemudian
memasuki era
baru di Indonesia.
Perimbangan kekuatan agama
yang dihasilkan
oleh penjajahan
di Indonesia ikut
mewarnai perkembangan peradaban
Islam di
Indonesia. Hal
ini terus berkembang
hingga sekarang yang sudah
mengalami
berbagai era
pemerintahan, mulai dari
era Sukarno hingga
presiden terakhir
sekarang (Susilo
Bambang Yudoyono/tahun 2005).
C. Peranan Umat Islam di Indonesia
Untuk melihat
peranan umat Islam di Indonesia, terlebih dahulu dikemukakan
cara-cara berkembangnya
Islam di tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Dari
penjelasan yang
singkat di atas,
dapat diketahui bahwa
Islam berkembang di
Indonesia
melalui berbagai cara, seperti:
1. Dengan
cara perdagangan. Dengan
cara inilah Islam
mula-mula masuk ke
Indonesia.
2. Dengan
cara perkawinan. Cara
ini ditempuh dengan
dilakukannya perkawinan
antara para
pendatang Muslim yang berdagang dengan orang-orang Indonesia.
3. Dengan
cara pendidikan. Cara
ini umumnya dilakukan
di lembaga-lembaga
pendidikan
seperti pesantren-pesantren yang didirikan oleh para muballigh atau
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 144
kyai di
Indonesia. Di antara
pesantren yang terkenal
adalah Pesantren Sunan
Giri dan
Pesantren Ampel Denta.
4. Dengan
cara yang diperankan
para wali dan
para sufi. Cara
yang dilakukan
para wali
dalam menyebarkan Islam
bermacam-macam, di antaranya
dengan
dakwah, seni
wayang, karawitan (yang
dilakukan Sunan Bonang),
dan melalui
tasawuf.
1. Peranan dalam
hal sosial, politik, dan ekonomi
Umat Islam di
Indonesia ikut menyumbang dalam hal berkembangnya seni dan
budaya di
Indonesia. Seni pewayangan,
musik, kerawitan, dan
cara berpakaian
adalah beberapa
hal yang berkembang
dan mendapat dukungan
umat Islam.
Peranan-peranan
lainnya antara lain:
a. Pada
masa pemerintahan kerajaan
Samudera Pasai terjadi
perkembangan yang
cukup pesat
dalam hal pemerintahan.
Raja kerajaan ini
(Sultan Nazimuddin AlKamil)
meletakkan dasar-dasar pemerintahan
kerajaan Samudera Pasai dengan
landasan hukum
Islam.
b. Perkembangan
kerajaan Samudera Pasai
ditunjang dengan diberlakukannya
hukum Islam
dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Dalam
pelaksanaannya banyak
terjadi kesamaan dengan
kehidupan di Timur
Tengah,
seperti Arab dan
Mesir.
c. Masyarakat
Aceh mulanya hidup
dengan perpaduan dua
dasar aturan
kemasyarakatan
yaitu adat istiadat dan ajaran Islam.
d. Demak
menjadi pusat penyebaran
agama Islam di
Jawa dan wilayah
bagian
Timur. Adapun
murid para wali
bukan hanya dari
Jawa tetapi juga dari
Kalimantan,
Makassar, Ternate, dan Ambon.
e. Demak
menyerang Malaka dari
Selat Sunda, pantai
barat Sumatera, Aceh,
dan
Selat Malaka.
Penyerangan ini dibantu
oleh kerajaan Palembang dan
akhirnya
Portugis angkat
kaki dari Malaka setelah datangnya Belanda tahun 1596 M.
f. Kehidupan masyarakat Demak tetap diatur oleh
hukum Islam yang berlaku dan
sebagian lainnya
tetap bertahan dengan budaya sebelumnya.
g. Demak
membangun basis perekonomian
dengan pertanian yang menghasilkan
banyak beras.
Demak menjalin hubungan
dengan kota-kota pelabuhan
seperti
Malaka dan
Makassar. Dengan demikian,
tercipta kerja sama
dengan baik di
antara mereka.
h. Sejak
berkembangnya Islam di
Banten, mayarakat Banten
menganut tatanan
Islam. Kelompok
masyarakat yang menolak
Banten menyingkir ke
pedalaman
Banten Selatan
yang kemudian dikenal dengan suku Badui.
i. Sebagaimana
kerajaan Islam yang
lain, kerajaan Makassar
menerapkan hukum
Islam. Dengan
demikian, seluruh aspek
kehidupan masyarakatnya didasarkan
pada ajaran yang
terdapat dalam hukum Islam.
2. Peranan dalam
hal kebudayaan
Berdasarkan peninggalan-peninggalan sejarah
Islam di Indonesia,
dapat
diketahui bahwa
umat Islam berperanan besar dalam kehidupan berbudaya. Hal itu
dapat dilihat
dari bermacam-macam bentuk peninggalan budayanya, antara lain:
a. Dalam
bentuk masjid yang umumnya
merupakan perpaduan kebudayaan
Islam
dengan
kebudayaan setempat. Masjid yang terbesar diwilayah Indonesia adalah
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 145
masjid Demak
di Demak (Jawa
Tengah), masjid Indraputra
di Aceh, Masjid
Sunan Kudus di
Kudus (Jawa Tengah), dan Masjid Sunan Ampel di Ampel (Jawa
Timur).
Gambar 5.8.
Masjid Demak Gambar 5.9. Masjid Banten
b. Dalam bentuk Keraton, seperti Keraton Kaibon
di Banten, Kasepuhan Cirebon di
Cirebon (Jawa
Barat), Keraton Solo
di Solo, dan
Keraton Kasultanan di
Yogyakarta.
Gambar 5.10.
Keraton Solo Gambar 5.11. Keraton Yogyakarta
c. Dalam
bentuk Makam, seperti
makam Maulana Malik
Ibrahim di Gresik
(Jawa
Timur), komplek
makan di masjid Demak, makam Islam di Tallo, makam Sunan
Bayat di
Klaten (Jawa Tengah),
makam Sunan Kudus
di Kudus, makam Sunan
Kalijaga, makam
Sunan Muria, dan makam Sunan Bonang.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 146
Gambar 5.12.
Makam Sunan Malik Ibrahim di Gresik
d. Dalam bentuk Benteng, seperti yang terdapat
di Banten.
Gambar 5.13.
Beberapa benteng pertahanan lama
e. Dalam
bentuk karya sastra.
Hasil karya sastra
peninggalan sejarah Islam
umumnya terdiri
dari beberapa bentuk
seperti suluk, babad, kitab
dan seni,
pertunjukan,
serta hikayat. Di antara karya sastra ini adalah:
1) Karya
sastra berupa syair
(Syair Perahu oleh
Hamzah Fansuri), syair
sejarah (Syair
Kompeni Walanda), syair
perang Banjarmasin, syair
fiksi
(Syair Ken
Tambunan, Ikan terubuk, dan Syair Abdul Muluk).
Gambar 5.14.
Syair Perahu oleh Hamzah Fansuri
2) Kitab,
yang memuat ajaran
budi pekerti (nitisastra),
Niti Sruti, Kitab
Manik
Maya, Kitab
Anbia Astabrata, Kitab
Susana Sunu, dan Kitab
tentang
pemerintahan.
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 147
Gambar 5.15.
Salah satu kitab lama
3) Hikayat,
yang memuat hikayat
raja-raja Pasai, Hikayat
Bayan Budiman,
Hikayat
Bakhtiar, dan Hikayat Jauhar Manikam.
4) Bidang seni, yaitu seni pertunjukan wayang
kulit, seni aksara tulisan ArabMelayu
(tak memakai harakat),
seni kaligrafi, seni
pahat, seni ukir
(masjid
yang diukir di
Jepara (Jawa Tengah) pada dinding depan masjid Mantingan).
Gambar 5.16. Wayang
kulit
5) Akulturasi
dan asimilasi kebudayaan,
antara kebudayaan Islam
dengan
kebudayaan
masyarakat setempat.
Dengan berbagai
peninggalan Islam seperti
di atas, maka
kita sebagai anak
bangsa, khususnya
yang beragama Islam,
harus pro aktif
menjaga kelestarian
budaya bangsa
kita, terlebih peninggalan budaya yang menunjukkan perkembangan
Islam di
Indonesia. Sebagai siswa
Muslim hendaknya kalian
banyak membaca
sejarah perkembangan
Islam, khususnya di
Indonesia, agar dapat memahami
betapa besar
sumbangan Islam dalam perkembangan bangsa dan negara Indonesia
ini.
D. Manfaat yang
Dapat Diambil
Dari kajian
tentang perkembangan Islam
di Indonesia, tentu
saja banyak
hikmah atau
manfaat yang dapat
diambil, terutama bagi
kita umat Islam
yang
tinggal di
Indonesia. Di antara manfaat itu adalah:
1. Kita harus menyadari bahwa umat Islam di
Indonesia ini sudah ada cukup lama
(kira-kira tujuh
abad lebih). Keberadaan
umat Islam yang begitu
lama di bumi
Indonesia ini
harusnya lebih menyadarkan
dan menuntut kita
agar terus
mempertahankan
Islam di bumi nusantara ini. Jangan sampai Islam yang sudah
mengakar di
negara ini lama-kelamaan akan hilang sedikit demi sedikit.
2. Umat
Islam merupakan umat
mayoritas di Indonesia.
Kesempatan untuk
berperan besar
di Indonesia sangatlah besar bagi umat Islam yang mayoritas ini.
Warisan dan
budaya Islam yang
sudah lama mengakar
di Indonesia ini
memberikan kesempatan
yang sangat besar
bagi kita umat
Islam untuk terus
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam 3 SMP 148
mengembangkan
dan memperjuangkan untuk tetap eksisnya Islam di Indonesia.Karena itu dengan
perkembangan agama lain yang cukup pesat di sini (terutama
Kristen), kita
juga harus hati-hati dan waspada, sehingga di kemudian hari kita
umat Islam tidak
menjadi tamu di negerinya sendiri.
3. Umat Islam harus menjadi orang yang kuat,
dalam arti harus membekali dirinya
dengan kekuatan
ilmu dan agama.
Kekuatan agama sangat
berperan untuk
mempertahankan aqidah
dan syariah serta
akhlak Islam dari
serbuan ajaran
agama dan
budaya-budaya asing yang
sangat bertentangan dengan
Islam.
Kekuatan ilmu
juga sangat berperan
untuk dapat digunakan
umat Islam
menduduki jabatan-jabatan penting
dalam pemerintahan di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar