Senin, 01 September 2014

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA MELALUI PERDAGANGAN, SOSIAL DAN PENGAJARAN

Dengan mengawali seluruh rangkaian kegiatan marilah membacakan basmalah dan hauqolah...

A. Sejarah Masuknya Islam di Nusantara
Untuk  menjelaskan  sejarah  masuknya  Islam  di  Nusantara  ini  akan  diuraikandua  masalah  pokok,  yaitu  bagaimana  awal  mula  masuknya  Islam  di  wilayahNusantara  dan  jalur-jalur  apa  saja  yang  ditempuh  dalam  rangka  penyebaran  Islamdi wilayah tersebut.
1. Awal Masuknya Islam di Nusantara
Nusantara  (sekarang:  Indonesia)  merupakan  negara  kepulauan  yang  seringdilewati  dan  disinggahi  oleh  para  pedagang  dari  manca  negara.  Di  antara  parapedagang  itu  adalah  para  pedagang  Muslim  dari  Arab, India,  dan  Persia.  Merekapernah  singgah  di  Nusantara  sejak  abad  ke-7  M  (abad perama  hijrah)  ketika  Islampertama kali berkembang di Timur Tengah.Nusantara  merupakan  bagian  dari  negara  kepulauan  di Asia  Tenggara  yangmemiliki karakteristik yang hampir sama. PenyebaranIslam di Nusantara tidak jauhberbeda  dengan  di  negara-negara  lain  di  Asia  Tenggara,  yakni  dengan  cara  yangramah,  damai,  dan  toleran.  Hal  ini  berbeda  halnya  dengan  penyebaran  Islam  diTimur Tengah yang banyak melibatkan kekuatan senjata dalam bentuk peperangan.Masuknya  Islam  ke  berbagai  wilayah  di  Asia  Tenggara tidak  berada  dalam  satuwaktu  yang  bersamaan,  tetapi  berada  dalam  satu  kesatuan  proses  sejarah  yang panjang.
Jauh  sebelum  ditaklukkan  Portugis,  Malaka  merupakan pusat  utama  lalulintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-rempahdari  seluruh  pelosok  Nusantara  dibawa  ke  Cina  dan  India,  terutama  Gujarat,  yangmelakukan  hubungan  dagang  langsung  dengan  Malaka  pada  waktu  itu.  Dengandemikian Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting.Dalam hubungan dagang dunia, Indonesia juga ikut terlibat di dalamnya. Pada
zaman Sriwijaya pedagang-pedagang Nusantara mengunjungi pelabuhan-pelabuhanCina  dan  pantai  timur  Afrika.  Dari  sejarah  Cina  juga  diketahui  bahwa  di  masaDinasti Tang (abad ke-9-10 M) orang-orang Ta-Shih sudah berada di Kanton (Kan-fu)dan  sumatera.  Ta-Shih  adalah  sebutan  untuk  orang-orang  Arab  dan  Persia,  yang ketika itu jelas sudah menjadi Muslim.Baru pada masa berikutnya para penduduk di kepulauan Nusantara memelukIslam  yang  dimulai  dari  daerah-daerah  yang  dihuni  oleh  para  pedagang  Muslim.Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  131Pada  abad  ke-13  M  masyarakat  Muslim  sudah  ada  di  Samudera  Pasai,Perlak,Palembang di pulau Sumatera. Di Jawa pada waktu itusudah ada pemeluk Islam dipusat kekuasaan kerajaan Majapahit, seperti di Gresik.Masuknya Islam ke wilayah Nusantara tidak dalam waktu yang bersamaan. Disamping itu, kondisi politik dan sosial budaya daerah-daerah ketika didatangi Islamjuga  berlainan.  Pada  waktu  itu  kerajaan-kerajaan  di Nusantara  mulai  mengalamimasa  kemunduran  dan  kelemahan.  Kondisi  inilah  yang  dimanfaatkan  oleh  parapedagang  Muslim  untuk  mendapatkan  keuntungan-keuntungan  politik  danperdagangan.  Mereka  mendukung  daerah-daerah  yang  muncul  dan  daerah  yangmenyatakan  diri  sebagai  kerajaan  yang  bercorak  Islam,  yaitu  Kerajaan  SamuderaPasai di pesisir timur Laut Aceh. Selanjutnya kerajaan ini berkembang dengan baikdalam  bidang  politik  maupun  perdagangan.  Dari  sini  Islam  kemudian  menyebarhingga daerah-daerah di pesisir Sumatera Utara dan timur Selat Malaka, yaitu dariAceh sampai Palembang.
Sementara  itu,  proses  Islamisasi  di  Jawa  terjadi  di sekitar  Majapahit  danterutama  di  beberapa  kota  pelabuhan  di  Jawa.  Hal  ini  erat  kaitannya  denganperkembangan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yangtelah  mempunyai  kekuasaan  ekonomi  dan  politik  di  Samudera  Pasai,  Malaka,  danAceh.  Di  antara  kerajaan-kerajaan  di  Jawa  yang  muncul  sebagai  kerajaan  Islamadalah  Demak  dan  kerajaan-kerajaan  di  pesisir  utara Jawa  Timur,  Jawa  Tengah,dan Jawa Barat.Masuknya Islam ke wilayah timut Nusantara, khususnya Maluku, tidak dapatdipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang pada pusat lalu lintas pelayaraninternasional  di  Malaka,  Jawa,  dan  Maluku.  Sejak  abad  ke-14  M,  Islam  datang  keMaluku,  yakni  di  Ternate  yang  kemudian  di  Banda,  Hitu,  Makyan,  dan  Bacan.Penyebaran Islam ke Maluku ini melalui perdagangan,dakwah, dan perkawinan.Di  pulau  Kalimantan  Islam  masuk  melalui  pintu  timur.  Kalimantan  Timurpertama  kali  diislamkan  oleh  Dautk  Ri  Bandang  dan  Tunggang  Parangan.  Keduaorang  muballigh  ini  datang  ke  Kutai  (Kalimantan  Timur)  setelah  orang-orangMakassar  masuk  Islam.  Proses  Islamisasi  di  sini  dan daerah  sekitarnyadiperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M. Di  Sulawesi,  terutama  bagian  selatan,  sejak  abad  ke-15  M  sudah  didatangipara pedagan Muslim dari Malaka, Jawa, dan Sumatera. Pada abad ke-16 M sudahmulai ada masyarakat Muslim di Gowa. Proses Islamisasi di Gowa dilakukan dengancara  damai  oleh  Datuk  Ri  Bandang  dan  Datok  Sulaeman.  Raja  Gowa  dan  Tallosecara resmi masuk Islam pada tanggal 22 September 1605 M. Setelah itu kerajaanGowa  memerangi  kerajaan-kerajaan  Soppeng,  Wajo,  dan Bone  sehingga  ketiganyamasuk Islam.
2. Jalur-jalur Penyebaran Islam di Nusantara
Dari  paparan  singkat  tentang  masuknya  Islam  di  wilayah  Nusantara  di  atas,dapat disimpulkan bahwa penyebaran Islam di wilayahNusantara melalui berbagaicara.  Cara-cara  penyebaran  Islam  di  wilayah  ini  secara  singkat  akan  diuraikan  dibawah ini.
a.  Jalur perdagangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  132Mula-mula  Islam  menyebar  ke  wilayah  Nusantara  dengan  cara  perdagangan
ini. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga 16 M membuat parapedagang  Muslim  (Arab,  Persia,  dan  India)  turut  ambil  bagian  dalam  perdagangandari  negeri-negeri  bagian  barat,  tenggara,  dan  timur  benua  Asia.  Penyebaran  Islammelalui  jalur  ini  sangat  menguntungkan,  karena  para raja  dan  bangsawan  ikutambil bagian dalam kegiatan ini, bahkan mereka menjadi pemilik modal dan saham.Para  pedagang  Muslim  banyak  yang  tinggal  di  pesisir Pulau  Jawa  yangpenduduknya  ketika  itu  masih  belum  Muslim.  Mereka  berhasil  mendirikan  masjidmasjid  dan  mendatangkan  ulama  dari  luar  Jawa  sehingga  jumlah  mereka  semakinbanyak.  Mereka  kemudian  menjadi  orang  Jawa  yang  kaya.  Di  beberapa  tempat,terutama  pesisir  utara  Jawa,  kemudian  banyak  penguasa  Jawa  (para  bupatiMajapahit) yang masuk Islam karena hubungan dagang ini.
b.  Jalur sosial politik
Penyebaran  Islam  di  Nusantara  juga  ditempuh  melalui jalur  sosial  politik.Jalur  sosial  budaya  yang  paling  populer  adalah  melalui  jalur  kesenian.  Inilah  yangdilakukan  misalnya  oleh  Sunan  Kalijaga  di  Pulau  Jawa  dengan  media  wayang.Dengan wayang ini  Sunan  Kalijaga  menyisipkan  dakwah Islam  melalui cerita-ceritawayang  yang  ditampilkan.  Kesenian-kesenian  lain  yang  juga  menjadi  saranapenyebaran Islam adalah seni sastera, seni bangunan, dan seni ukir.Jalur  politik  dalam  penyebaran  Islam  ini  dapat  dilihat  misalnya  ketikamudahnya rakyat Maluku memeluk Islam setelah rajanya terlebih dahulu memelukIslam.  Pengaruh  politik  raja  sangat  membantu  dakwah Islam  di  wilayah  ini.  Ditempat-tempat  lain  jalur  politik  juga  digunakan  ketika  kerajaan-kerajaan  Islammemerangi  kerajaan-kerajaan  non  Islam  yang  pada  akhirnya  banyak  menarikpenduduk kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan ini untuk memeluk Islam.
c.  Jalur pendidikan dan pengajaran
Cara  yang  juga  efektif  untuk  penyebaran  Islam  adalah  dengan  melalui  jalurpendidikan  dan  pengajaran.  Jalur  ini  ditempuh  melalui  lembaga-lembaga  sepertipesantren  atau  pondok  serta  majlis-majlis  taklim  yang  diadakan  oleh  para  ulamadan  guru-guru  agama.  Para  santri  (murid)  yang  sudah selesai  dari  pesantren  inikemudian  kembali  ke  kampungnya  masing-masing  untuk  mendakwahkan  Islamsehingga Islam menyebar di berbagai penjuru desa.Model  ini  juga  dilakukan  oleh  para  guru  tasauf  (sufi).  Dengan  disertaikemahiran dalam bidang magis (mistik), para sufi ini mudah menyebarkan Islam dikalangan masyarakat. Inilah yang dilakukan misalnyaoleh Hamzah Fansuri di Acehdan  Sunan  Panggung  serta  Syeikh  Lemah  Abang  di  Jawa dalam  mendakwahkanIslam kepada para muridnya.
B. Beberapa Kerajaan Islam di Nusantara
Di bawah ini akan diceritakan secara singkat beberapa kerajaan Islam terkenalyang  berdiri  di  wilayah  Nusantara  yang  cukup  memberi  pengaruh  dalam  sejarahperkembangan  Nusantara  hingga  datangnya  para  penjajah  dari  negara-negaraEropa. Kerajaan-kerajaan Islam ini menyebar di berbagai pulau yang ada di wilayahNusantara.
1.  Di Pulau Sumatera
Ada  beberapa  kerajaan  Islam  yang  berdiri  di  Pulau  Sumatera,  di  antaranyayang terkenal adalah Samudera Pasai dan Aceh Darussalam.
a.  Samudera Pasai
Kerajaan  Samudera  Pasai  adalah  kerajaan  Islam  pertama  di  Pulau  Sumateradan  juga  pertama  di  Nusantara.  Kerajaan  ini  terletak  di  pesisir  timur  laut  Aceh.Keberadaannya  sebagai  kerajaan  Islam  diperkirakan  mulai  awal  atau  pertengahanabad  ke-13  M  sebagai  hasil  dari  proses  Islamisasi  daerah-daerah  pantai  yangpernah  disinggahi  pedagang-pedagang  Muslim  sejak  abad ke-7,  ke-8  M,  danseterusnya.Pendiri  kerajaan  Samudera  Pasai  dan  sekaligus  raja  (sultan)  pertamanyaadalah Malik al-Saleh yang memerintah hingga tahun 1297 M. Raja-raja setelahnyaadalah  Sultan  Malik  al-Zahir  (1297-1326  M),  Mahmud  Malik  al-Zahir  (1326-1345M),  Manshur  Malik  al-Zahir  (1345-1346  M),  Ahmad  Malik  al-Zahir  (1346-1383  M),Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M), Nahrasiyah (1402-?), Abu Zaid Malik alZahir (?-1455 M),  MahmudMalik al-Zahir (1455-1477 M), Zainal Abidin (1477-1500M), Abdullah Malik al-Zahir (1501-1513 M), dan sultan yang terakhir adalah ZainalAbidin (1513-1524 M).Perekonomian  negara  ini  mengandalkan  perdagangan  dan  pelayaran.  Ditinjaudari  segi  geografis  dan  sosial  ekonomi,  kerajaan  Samudera  Pasai  merupakan  suatudaerah  yang  penting  sebagai  penghubung  antara  pusat-pusat  perdagangan  yangterdapat di kepulauan Nusantara, India, Cina, dan Arab.Kerajaan  ini  berakhir  pada  tahun  1524  M.  Pada  tahun 1521  kerajaan  iniditaklukkan oleh Portugis yang mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524M kerajaan ini menjadi bagian dari wilayah kerajaanAceh Darussalam.
b.  Aceh Darussalam
Kerajaan  Aceh  Darussalam  berada  di  wilayah  yang  sekarang  dikenal  sebagaiAceh Besar. Ada yang berpendapat bahwa kerajaan Aceh ini berdiri pada abad ke-15M.  Kerajaan  ini  didirikan  di  atas  puing-puing  kerajaan  Lamuri  oleh  Muzaffar  Syah(1465-1497 M). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam.Pada  masa  Muzaffar  Syah  kerajaan  Aceh  mengalami  kemajuan  dalam  hal perdagangan,  karena  para  pedagang  Muslim  yang  sebelumnya  berdagang  denganMalaka  memindahkan  kegiatan  mereka  ke  Aceh,  setelah Malaka  dikuasai  Portugis(1511 M).Kerajaan Aceh  menerima  Islam  dari  Pasai.  Kerajaan  Aceh  ini  merupakangabungan  dari  dua  kerajaan  kecil,  yaitu  Lamuri  dan  Aceh  Dar  al-Kamal.  Rajanyayang pertama adalah Ali Mughayat Syah. Adapun peletak dasar kebesaran kerajaanAceh adalah Sultan Alaudin Riayat Syah yang begelaral-Qahar. Dalam menghadapibala  tentara  Portugis,  ia  menjalin  persahabatan  dengan  kerajaan  Usmani  di  Turkidan  kerajaan-kerajaan  Islam  lain  di  Nusantara.  Dengan  bantuan  Turki  kerajaanAceh dapat membangun angkatan perangnya dengan baik.Puncak  kekuasaan  kerajaan  Aceh  terjadi  pada  masa  pemerintahan  SultanIskandar  Muda  (1608-1637  M).  Pada  masanya  Aceh  menguasai  seluruh  pelabuhan
di  pesisir  timur  dan  barat  Sumatera.  Tanah  Gayo  dan Minangkabau  berhasil
diislamkan. Orang-orang kafir Batak berusaha menangkis kekuatan-kekuatan Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  134
dengan  minta  bantuan  Portugis.  Dalam  rangka  menghadapi  Portugis,  Sultan
Iskandar Muda meminta bantuan Belanda dan Inggris.
Pengganti  Sultan  Iskandar  Muda  adalah  Sultan  Iskandar  Tsani.  Pada  masa
Iskandar  Tsani  pengetahuan  agama  maju  pesat.  Sepeninggalnya  tampil  beberapa
sultan  wanita.  Pada  masa  ini  beberapa  wilayah  taklukan  melepaskan  diri  dan
kerajaan mulai terpecah belah yang semakin lama semakin melemah.
2.  Di Pulau Jawa
Ada  beberapa  kerajaan  Islam  yang  berdiri  di  Pulau  Jawa  pada  masa
berkembangnya  kerajaan-kerajaan  Islam  di  daerah  lain  di  Nusantara  dan
melemahnya  kerajaan  Majapahit  yang  berpusat  di  Jawa.  Di  antara  kerajaan  Islam
yang  berdiri  di  Jawa  adalah  Demak,  Pajang,  Mataram, Cirebon,  dan  Banten.
Selanjutnya  masing-masing  kerajaan  ini  akan  diuraikan  secara  singkat  di  bawah
ini.
a.  Demak
Demak  merupakan  kerajaan  Islam  pertama  yang  berdiri di  Jawa.  Raja
pertamanya  adalah  Raden  Patah  yang  bergelar  Senopati  Jimbun  Ngabdurahman
Panembahan  Palembang  Sayidin  Panatagama.  Ia  adalah  seorang  anak  dari  raja
Majapahit  dari  seorang  ibu  Muslimah  keturunan  Campa.  Dalam  mengatur
permasalahan agama Raden Patah dibantu oleh Wali Songo.
Pemerintahan  Raden  Patah  berlangsung  kira-kira  di  akhir  abad  ke-15  M
hingga  awal  abad  ke-16  M.  Selanjutnya  ia  digantikan puteranya  Pangeran  Sabrang
Lor  yang  dikenal  juga  dengan  Pati  Unus.  Raja  selanjutnya  adalah  Trenggono  yang
dilantik menjadi sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin.
Pada  tahun  1546  dalam  penyerbuan  ke  Blambangan  Sultan  Trenggono
terbunuh. Ia digantikan artinya Prawoto. Prawoto kemudian juga dibunuh oleh Aria
Penangsang  dari  Jipang  tahun  1549.  Dengan  demikian  kerajaan  Demak  berakhir
dan diteruskan oleh kerajaan Pajang dengan Jaka Tingkir sebagai raja pertamanya.
b.  Pajang
Kerajaan  atau  kesultanan  Pajang  adalah  penerus  dan  sekaligus  pewaris  dari
kerajaan Demak. Kesultanan Pajang yang terletak di daerah Kartosura sekarang ini
aalah  kerajaan  Islam  pertama  yang  terleak  di  pedalaman  pulau  Jawa.  Usia
kesultanan  ini  tidak  panjang.  Kekuasaan  dan  kebesarannya  kemudian  diambil  alih
oleh kerajaan Mataram.
Raja  atau  sultan  pertama  Pajang  adalah  Jaka  Tingkir yang  berasal  dari
Pengging.  Jaka  Tingkir  diangkat  menjadi  penguasa  Pajang oleh  raja  Demak, Sultan
Trenggono,  setelah  dijadikan  menantunya.  Pada  tahun 1546  Sultan  Trenggono
meninggal  dan  muncul  kekacauan  di  kota  Demak.  Dengan  ini  Jaka  Tingkir
kemudian  mengambil  alih  kekuasaan  setelah  anak  sulung  Sultan  Trenggono,
Prawoto, dibunung oleh Aria Penangsang dari Jipang (sekarang Bojonegoro).
Setelah  memindahkan  semua  benda  pusaka  ke  Pajang,  Jaka  Tingkir  menjadi
raja yang cukup berpengaruh di Jawa dan bergelar Sultan Adiwijaya. Pada masanya
terjadi perpindahan pusat kekuasaan kerajaan Islam dari pesisir ke pedalaman.
Adiwijaya  meluaskan  daerah  kekuasaannya  ke  timur  sampai  ke  Madiun,  di
aliran Bengawan Solo, Blora, dan Kediri. Adiwijaya kemudian wafat tahun 1587 dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  135
dimakamkan  di  Butuh  (sebelah  barat  taman  kerajaan  Pajang)  dan  digantikan
menantunya,  Aria  Pangiri  (anak  Prawoto).  Putera  Adiwijaya,  Pangeran  Benawa,
menjadi penguasa di Jipang. Pada tahun 1588 Pangeran Benawa berhasil mengusir
raja Pajang atas bantuan penguasa Mataram, Senopati. Pangeran Benawa kemudian
diangkat menjadi raja Pajang dan berada di bawah perlindungan kerajaan Mataram.
Kerajaan  berakhir  tahun  1618.  Waktu  itu  Pajang  memberontak  terhadap
Mataram  dan  berhasil  ditumpas  oleh  Mataram  yang  rajanya  waktu  itu  adalah
Sultan Agung. Pajang hancur dan rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.
c.  Mataram
Awal  dari  kerajaan  Mataram  adalah  ketika  Sultan  Adiwijaya  dari  Pajang
meminta bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk
menghadapi  dan  menumpas  pemberontakan  Aria  Penangsang.  Sebagai  hadiahnya,
Sultan  kemudian  menghadiahkan  daerah  Mataram  kepada Ki  Pamanahan  yang
menurunkan raja-raja Mataram Islam kemudian.
Ki Pamanahan menempati istana Mataram tahun 1577 M dan digantikan oleh
puteranya,  Senapati,  tahun  1584  M  yang  dikukuhkan  oleh  sultan  Pajang.
Senapatilah  yang  dianggap  sebagai  sultan  Mataram  pertama,  setelah  Pangeran
Benawa (putera Sultan Adiwijaya) menwarkan kekuasaan atas pajang kepadanya.
Atas  perjuangannya  yang  berat,  Senapati  berhasil  menguasai  sebagian  dari
kerajaan-kerajaan  bekas  kekuasaan  Pajang.  Senapati  kemudian  meninggal  tahun
1601  M  dan  digantikan  oleh  puteranya  Seda  Ing  Krapyak  yang  memerintah  hingga
tahun  1613 M.  Sultan  Agung kemudian  menggantikan  ayahnya, Seda  Ing  Krapyak,
dan berhasil menguasai seluruh Jawa Timur.
Pada masa Sultan Agung mulai terjadi kontak bersenjata dengan VOC. Tahun
1646 Sultan Agung wafat dan digantikan putera mahkotanya, Amangkurat I. Sultan
Amangkurat  I  bermusuhan  dengan  para  ulama,  bahkan  tahun  1647  ia  membunuh
sekitar  5000-6000  ulama  beserta  keluarganya.  Karena itu  sering  terjadi
pemberontakan  yang  dilakukan  oleh  para  ulama  terhadap  kerajaan  Mataram  yang
mengakibatkan runtuhnya Kraton Mataram.
d.  Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama diJawa Barat. Kerajaan ini
didirikan  oleh  Sunan  Gunung  jati.  Wilayah  kerajaan  ini  semula  adalah  daerah
kekuasaan kerajaan Pajajaran.
Islam  sudah  ada  di  Cirebon  sekitar  tahun  1470-1475  M.  Yang  berhasil
meningkatkan  status  Cirebon  sebagai  kerajaan  Islam  adalah  Syarif  Hidayat  yang
dikenal  dengan  Sunan  Gunung  Jati,  pengganti  dan  keponakan  dari  Pangeran
Walangsungsang  (masih  kerabat  penguasa  Pajajaran).  Sunan  Gunung  Jati  adalah
sebagai pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Dari  Cirebon,  Sunan  Gunung  Jati  mengembangkan  Islam ke  daerah-daerah
lain  di  Jawa  Barat,  seperti  Majalengka,  Kuningan,  Kawali  (Galuh),  Sunda  Kelapa,
dan  Banten.  Beliau  wafat  tahun  1568  M  dalam  usia  120  tahun  dan  digantikan
puteranya  Hasanudin.  Sultan  Hasanudin  inilah  yang  kemudian  menurunkan  rajaraja Banten. Sepeninggal Pangeran Girilaya Cirebon  diperintah oleh dua puteranya,
Martawijaya atau Panembahan Sepuh dan Kartawijaya sebagai Panembahan Anom.
Kesultanan  juga  dibagi  dua,  yaitu  kesultanan  Kasepuhan  yang  rajanya  bergelar
Samsudin dan kesultanan Kanoman yang rajanya bergelar Badrudin.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  136
e.  Banten
Banten  didirikan  oleh  Hasanudin,  putera  Sunan  Gunung  Jati.  Hasanudin
kemudian  menjadi  raja  Banten  pertama.  Banten  semula merupakan  vassal  dari
Demak.  Hasanudin  meninggal  tahun  1570  dan  digantikan  oleh  puteranya,  Yusuf.
Setelah  sembilan  tahun  memerintah,  Yusuf  berhasil  menaklukkan  Pakuwan  yang
belum  Islam.  Yusuf  meninggal  tahun  1580  dan  digantikan  puteranya,  Muhammad,
yang masih muda belia.
Selama  Muhammad  masih  belum  dewasa,  pemerintahan  dipegang  oleh  kali
(jaksa  agung)  bersama  empat  pembesar  kerajaan  lainnya.  Sultan  Muhammad
melanjutkan  serangan  terhadap  raja  Palembang  dan  gugur  pada  tahun  1596  M
dalam  usia  25  tahun  dan  meninggalkan  putera  yang  berusia  5  bulan,  Abdul
Mafakhir Mahmud Abdulkadir.
Sebelum  memegang  pemerintahan  secara  langsung,  sultan  berturut-turut
berada  di  bawah  4  orang  wali  laki-laki  dan  seorang  wali  perempuan.  Ia  baru  aktif
memegang kekuasaan tahun 1626 M dan tahun 1638 M mendapat gelar Sultan dari
Makkah. Dialah raja Banten pertama yang mendapat gelar sultan yang sebenarnya.
Ia  meninggal  tahun  1651  M  dan  digantikan  cucunya  Sultan  Abulfath  Abdulfath.
Pada  masa  Sultan  inilah  terjadi  beberapa  kali  peperangan  antara  Banten  dan  VOC
yang berakhir dengan disetujuinya perjanjian perdamaian tahun 1659 M.
3.  Di Pulau Kalimantan
Ada dua kerajaan Islam besar yang berdiri di pulau Kalimantan, yaitu kerajaan
Banjar  dan  kerajaan  Kutai.  Dua  kerajaan  Islam  inilah  yang  akan  diuraikan  secara
singkat di bawah.
a.  Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
Kerajaan  Banjar  merupakan  kelanjutan  dari  kerajaan  Daha  yang  beragama
Hindu.  Peristiwanya  bermula  ketika  terjadi  pertentangan  dalam  keluarga  istana
antara  Pangeran  Samudera  sebagai  pewaris  sah  kerajaan  Daha  dengan  pamannya,
Pangeran Tumenggung.
Ketika  raja  Daha,  Sukarama,  hampir  wafat,  ia  berwasiat  agar  yang
menggantikannya adalah cucunya, Pangeran Samudera. Hal ini tidak disetujui oleh
keempat puteranya, terutama Pangeran Tumenggung. Setelah Sukarama meninggal
jabatan  raja  dipegang  oleh  putera  tertuanya,  Pangeran  Mangkubumi.  Ia  kemudian
terbunuh  oleh  pegawai  istana  atas  hasutan  Pangeran  Tumenggung.  Akhirnya
Pangeran Tumenggung menjadi raja Daha.
Pangeran  Samudera  mengembara  ke  wilayah  muara  dan  diasuh  oleh  Patih
Masih.  Pangeran  Samudera  berhasil  menyusun  kekuatan.  Dengan  meminta
bantuan  dari  kerajaan  Demak,  Pangeran  Samudera  kemudian  berhasil  menguasai
Banjar  dan  sesuai  dengan  perjanjian  yang  dibuat  dengan  Demak,  ia  dan  seluruh
kerabat  kraton  serta  penduduk  Banjar  memeluk  Islam. Ia  kemudian  masuk  Islam
dan  menjadi  raja  pertama  dalam  kerajaan  Islam  Banjar  dengan  gelar  Sultan
Suryanullah atau Suriansyah.
Daerah-daerah  yang  kemudian  mengakui  kekuasaan  kerajaan  Islam  Banjar
adalah  Sambas,  Batanglawai,  Sukadana,  Kotawaringin, Sampit,  Medawi,  dan
Sambangan.  Sultan  Suryanullah  kemudian  diganti  oleh putera  tertuanya,  Sultan
Rahamtullah.  Raja-raja  selanjutnya  adalah  Sultan  Hidayatullah  (putera  Sultan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  137
Rahmatullah) dan Marhum Panambahan yang dikenal dengan Sultan Musta’inullah.
Pada masanya Banjar mulai mengalami kekacauan.
b.  Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Penyebar Islam di Kutai adalah Tuan di Bandang (Dato’ Ri Bandang) dan Tuan
Tunggang  Parangan  dari  Makassar.  Setelah  pengislaman  Kutai  Dato’  Ri  Bandang
kembali ke Makassar dan Tuan Tunggang Parangan tetap di Kutai.
Melalui  Tuang  Tunggang  Parangan,  Raja  Mahkota  sebagai  penguasa  Banjar
tunduk  kepada  Islam.  Ia  kemudian  mendirikan  masjid  dan  pengajaran  Islam
dimulai.  Proses  Islamisasi  di  Kutai  dilakukan  dengan  cara  peperangan  hingga
masuk  ke  daerah-daerah  pedalaman.  Aji  di  Langgar,  puteranya,  dan  penggantipenggantinya melanjutkan ke daerah Muara Kaman.
4.  Di Pulau Sulawesi
Kerajaan  Gowa-Tallo merupakan  dua  kerajaan  kembar  di  Sulawesi yang  biasa
disebut  kerajaan  Makassar.  Sejak  kerajaan  ini  menjadi  pusat  perdagangan  laut,
kerajaan  ini  menjalin  hubungan  baik  dengan  Ternate  yang  sudah  menerima  Islam
dari  Gresik/Giri.  Di  bawah  pemerintahan  Sultan  Babullah,  Ternate  mengadakan
perjanjian  persahabatan  dengan  Gowa-Tallo.  Ketika  itu  Sultan  Babullah  mengajar
penguasa  Gowa-Tallo untuk  menganut  Islam,  tetapi  gagal.  Baru  pada  saat  Dato’  Ri
Bandang datang ke kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Alauddin  (1591-1636  M)  adalah  sultan  pertama  yang  menganut  Islam  pada  tahun
1605.
Setelah itu kerajaan Gowa-Tallo menyampaika Islam kepada kerajaan-kerajaan
lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng, dan Bone. Raja Luwu segera menerima Islam dan
tiga  kerajaan  lainnya  baru  menerima  Islam  setelah  melalui  peperangan.  Wajo
menerima  Islam  tahun  1610  M  dan  Bone  tahun  1611  M.  Raja  Bone  pertama  yang
masuk Islam adalah Sultan Adam.
5.  Di Kepulauan Maluku
Islam  mencapai  kepulauan  rempah-rempah  ini  pada  pertengahan  abad  ke-15
M.  Sekitar  tahun  1460  raja  Ternate,  Vongi  Tidore,  memeluk  Islam.  Ia  mengambil
isteri  keturunan  ningrat  dari  Jawa.  Gelombang  perdagangan  Muslim  terus
meningkat pada masa Zainal Abidin (1486-1500 M).
Karena  Islam  masih  muda  di  Ternate,  Portugis  datang ke  sana  dan  berniat
menggantikan  Islam  dengan  Kristen,  namun  gagal.  Islam  juga  menyebar  ke  daerah
Ambon, yakni ke Hitu. Tersebarnya Islam ke Hitu karena kedatangan seorang qadi,
Ibrahim, yang kemudian menjadi qadi Ambon dan memberikan pengajaran Islam di
sini. Kemudian didirikan sebuah masjid di Ambon dengan bentuk yang sama seperti
di Giri.
Komunikasi  antara  Hitu  dan  Giri  memang  masih  bertahan  hingga  abad  ke-17
M.  Bahkan  Demak  dan  Jepara  merupakan  sekutu-sekutu  Hitu  dalam  peperangan
melawan  Portugis  yang  menempatkan  diri  di  Leitimor, semenanjung  Ambon  yang
penduduknya  masih  menyembah  berhala.  Di  daerah  inilah  Portugis  berhasil
memperkenalkan Kristen kepada mereka.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  138
.
Asia
Kurun waktu masyarakat Indonesia untuk memeluk agama Islam diperkirakan
dalam rentang abad ke-11 sampai ke-17 Masehi. Abad-abad sesudah itu merupakan
masa perkembangan agama Islam di Indonesia.
Untuk  menyelidiki  daerah  dan  kerajaan  mana  yang  lebih  dahulu  memeluk
agama Islam, dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah berikut ini:
1.  Sejarah  Dinasti  Yuan  (1280-1376)  yang  melaporkan adanya  pertemuan  duta
Cina dengan dua orang menteri dari kerajaan Samudera Pasai, yaitu Hasan dan
Sulaiman.  Pertemuan  itu  terjadi  di  Quilon.  Pertemuan  itu  menjadi  pertanda
bahwa kerajaan Samudera Pasai beragama Islam.
Gambar 5.1. Peta Sumatera dan semenanjung Melayu Gambar 5.2. Marcopollo
2.  Laporan Marcopollo, seorang perantau dari Venesia (Italia), pada tahun 1292 M.
Marcopollo  tertahan  selama  lima  bulan  di  Samudera  Pasai  yang  penduduknya
sudah  beragama  Islam.  Hal  ini  berarti  agama  Islam  sudah  dipeluk  oleh
masyarakat Pasai sebelum tahun 1292 M.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  139
3.  Ying  Yai  Sheng  Lan  atau  laporan  umum  tentang  pantai-pantai  lautan  yang
merupakan  laporan  yang  ditulis  oleh  seorang  Cina  Muslim  bernama  Ma  Huan
yang diterbitkan pada tahun 1416 M.
1. Masuknya Agama Islam di Indonesia
Untuk  menjelaskan  masuknya  Islam  ke  Indonesia  yang  wilayahnya  cukup
luas, di bawah ini akan dijelaskan berdasarkan tempat dan waktunya. Berdasarkan
kedua  hal  itu  Islam  masuk  ke  Indonesia  mulai  dari  arah  barat  kemudian  ke  timur
hingga  ke  seluruh  wilayahnya.  Karena  itu  di  bawah  ini  akan  diurutkan  mulai  dari
wilayah  barat,  yaitu  pulau  Sumatera,  kemudian  Jawa, Kalimantan,  Sulawesi  ,  dan
Maluku.
a.  Sumatera
Islam  masuk  ke  Sumatera  dengan  jalan  damai  yang  dilakukan  oleh  para
muballigh (penyampai  dan  penyebar  agama  Islam).  Mereka  melangsungkan
perkawinan  dengan  para  penduduk  setempat,  sehingga  Islam   berkembang  turun
temurun  dan  kemudian  dapat  membentuk  kerajaan  yang  bercorak  Islam.  Kerajaan
Islam  yang  pertama  di  Indonesia  adalah  kerajaan  Samudera  Pasai.  Dari  catatan
dinasti  Yuan,  bahwa  kerajaan  Samudera  Pasai  pada  tahun  1280-1367  M  sudah
memeluk Islam.
Bukti lain yang mendukung hal itu adalah ditemukannya makam Sultan Malik
al-Saleh  yang  merupakan  raja  Kerajaan  Samudera  Pasai.  Pada  batu  nisannya
terdapat  tulisan-tulisan  Arab.  Dengan  demikian  sebelum  tahun  1297  M  beliau
dipastikan  sudah  menganut  agama  Islam.  Bukti  lain  tentang  masuknya  agama
Islam  di  Sumatera  adalah  ditemukannya  pemakaman  Islam  Kuno  di  desa
Pananggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten Sibolga Sumatera Utara.
b.  Jawa
Islam  masuk  ke  Jawa  melalui  pesisir  utara.  bukti-bukti  masuknya  Islam  ke
pulau  Jawa  dapat  dilihat  dari  diketemukannya  makam  Fatimah  binti  Maimun  bin
Hibatullah yang wafat pada tahun 1082 M di desa Leran kecamatan Manyar Gresik.
Nama  Leran  adalah  nama  sebuah  tempat  di  Persia.  Diperkirakan  Fatimah  adalah
cucu  penguasa  raja  di  Leran  Persia  yang  tentunya  sudah  beragama  Islam.  Agama
Islam masuk ke Jawa dibawa oleh kelompok Fatimah itu dengan metoda dakwah.
Gambar 5.3. Peta Pulau Jawa Gambar 5.4. Prasasti berhuruf Arab
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  140
Di  Gresik  ditemukan  juga  prasasti  di  makam  Malik  Ibrahim  dari  Kasyan  yang
meninggal  tahun  1419  M.  Makam  Malik  Ibrahim  cukup  mewah,  terbuat  dari  batu
pualam  yang  bertuliskan  kaligrafi  yang  menunjukkan  bahwa  Malik  Ibrahim  adalah
orang yang kaya.
Para  pakar  arkeologi  memastikan  bahwa  tahun  1374  M  di  kota  Trowulan
(Mojokerto)  yang  merupakan  bekas  ibu  kota  kerajaan  Majapahit  terdapat  banyak
batu  nisan  yang  bertuliskan  abjad  Arab.  Hal  ini  juga  menunjukkan  bahwa  Islam
sudah masuk ke Jawa pada abad ke-14 masehi.
c.  Kalimantan
Karena  begitu  luasnya  wilayah  pulau  Kalimantan,  maka  perkembangan  Islam
di Kalimantan akan dijelaskan per wilayah seperti berikut:
1) Kalimantan Barat
Islam  masuk  ke  wilayah  Pontianak  disiarkan  oleh  bangsawan  Arab  yang
bernama  Sultan  Syarif  Abdurrahman  pada  abad  ke-18  masehi  setelah  berhasil
menyebarkan agama Islam sampai ke pedalaman. SultanSyarif Abdurrahman pada
akhirnya  menjadi  penguasa  Pontianak.  Makam,  masjid, dan  istananya  masih  ada
dan dapat kita saksikan hingga sekarang.
Di  desa  Mulyakerta  ditemukan  pemakaman  Islam  kuno.  Di  antara  makam  itu
ada tujuh pasang batu nisan yang dipahat timbul dengan angka tahun Jawa kuno.
Bentuk  batu  nisan  tersebut  sama  dengan  batu  nisan  Majapahit  dan  ada  yang
berlambangkan  surya  Majapahit.  Angka  tahun  yang  tertua  di  nisan  itu  adalah
tahun  1340  saka  (1418  M)  dan  angka  tahun  1363  saka  (1441  M).  Dengan
ditemukannya  angka  tahun  Jawa  kuno  itu  dipastikan  sebelum  tahun  1418  M
agama  Islam  sudah  ada  di  desa  Mulyakerta.  Adapun  agama  Islam  masuk  ke
Kalimantan Barat pada abad ke-15 masehi dibawa olehulama-ulama dari Majapahit
(Jawa).
Gambar 5.5. Peta Pulau Kalimantan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  141
2) Kalimantan Tengah
Di  Kalimantan  Tengah  ada  dua  kabupaten,  yaitu  Kabupaten  Kotawaringin
Barat yang ibu kotanya Pangkalan Bun dan Kotawaringin Timur dengan ibukotanya
Sampit,  yang  dulu  masing-masing  berdiri  sendiri  sebagai  kerajaan  yang  berdaulat.
Islam masuk ke Kotawaringin disebarkan oleh Ki Gedeabad ke-18 M, yaitu seorang
ulama  pengikut  Pangeran  Dipati  Antakusuma  dari  Kesultanan  Banjarmasin.  Dia
mendirikan masjid yang bernama masjid Ki Gede yang sampai sekarang masih tetap
ada.  Dalam  masjid  tersebut  terdapat  beduk  yang  terbuat  dari  kayu  besi  dengan
ukuran diameter 52 cm dan panjang 162 cm. Telah diketahui bahwa beduk adalah
bagian  dari  kebudayaan  Jawa,  bukan  Arab.  Dari  Kotawaringin  agama  Islam
berkembang ke timur sampai wilayah Sampit.
3) Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan bisa dilihat dari Islamisasi di kerajaan
Banjar yang bersifat politis dan resmi. Artinya Islamisasi ini dimulai dari pemimpin
atau  raja  terlebih  dahulu  baru  kemudian  ke  penduduknya.  Biasanya  jika
pemimpinnya  sudah  masuk  Islam  terlebih  dahulu  baru, maka  pengikutnya  akan
beramai-ramai memeluk agama Islam.
Proses  Islamisasi  Kalimantan  Selatan  terjadi  ketika pecah  perang  saudara
antara  raja  dan  putra  mahkota  kerajaan  Banjarmasin  yang  dipimpin  oleh  Raja
Tumenggung  yang  memerintah  dengan  sangat  kejam.  Kerajaan  ini  bercorak  Hindu.
Kemudian kemenakannya (Pangeran Samudera) yang tidak suka dengan kekejaman
itu  memberontak  dan  minta  bantuan  dari  Sultan  Demak di  Jawa  Tengah.  Sultan
Demak  bersedia  membantu  dengan  syarat  Pangeran  Samudera  dan  pengikutnya
harus  masuk  Islam  semuanya.  Hal  ini  telah  disetujui oleh  Pangeran  Samudera.
Pada  peperangan  itu  akhirnya  Raja  Tumenggung  dapat  dikalahkan  dan  Pangeran
Samudera. Akhirnya Pangeran Samudera diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan
Suriansyah yang memerintah dari tahun 1595-1620 M.
4) Kalimantan Timur.
Penyebaran Islam di Kalimantan Timur terjadi pada masa kerajaan Kutai, yaitu
pada  masa  pemerintahan  Raja  Mahkota  (1573-1610  M).  Raja  Mahkota  adalah  raja
ke-6 yang memerintah di kerajaan Kutai.
Agama Islam masuk ke kerajaan Kutai melalui Makassar yang dibawa oleh dua
orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Haji
Tunggangparangan.  Mula-mula  kedua  orang  ini  mengislamkan  kerajaan  Makassar.
Setelah  agama  Islam  berkembang  di  Makassar,  dua  orang  haji  tersebut
mengembangkan  dakwahnya  ke  kerajaan  Kutai  dan  berhasil  mengislamkan  rakyat
di kerajaan Kutai.
d. Sulawesi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  142
Sejarah  masuknya  Islam  di  Sulawesi  dimulai  di  Makassar,  Gowa,  dan  Tallo
yang  berada  di  wilayah  Sulawesi  Selatan.  Sejak  dulu di  Sulawesi  Selatan  telah
berdiri  beberapa  kerajaan  dan  yang  paling  awal  memeluk  agama  Islam  adalah  raja
dan masyarakat Gowa –Tallo.
Gambar 5.6. Peta Pulau Sulawesi
Bukti  bahwa  agama  Islam  masuk  ke  Sulawesi  adalah  ditemukannya  sebuah
naskah  yang  bernama  Lontara  Bilang, yaitu  buku  harian  tentang  raja  Gowa  dan
Tallo,  sejak  tahun  1545  M.  Dalam  naskah  itu  dicatat peristiwa  pengislaman  di
Sulawesi Selatan, seperti:
1)  22  September  1603  M  Kanjeng   Matoaya  raja  ke-4  dari  Tallo  masuk  Islam  dan
bergelar Sultan Alauddin.
2)  9  November  1607  M  kerajaan  Makassar   diproklamasikan  sebagai  kesultanan
Islam.
3)  23 November 1611 M kerajaan Bone dan kerajaan Wajo juga masuk Islam.
Biasanya  yang  menyebarkan  Islam  dengan  cara  berdakwah  adalah  kelompok
da’i  dari  Demak,  Tuban,  Ternate,  dan  dari  Demak  Minangkabau.  Adapun  da’i  yang
mendakwahkan  Islam  secara  perorangan  datang  dari  Aceh,  Melayu  (Johor  dan
Pahang), serta Campa.
e.  Maluku
Daerah  Maluku  terdiri  atas  beratus-ratus  pulau,  sehingga  di  Maluku  terdapat
pulau  seribu.  Kedatangan  agama  Islam  di  Maluku  dimulai  di  bagian  utara,  yaitu
Ternate,  Tidore,  Bacan,  dan  Lailolo.  Pada  abad  ke-8 M  datang  muballigh  Irak  dari
golongan  Syi’ah  yang  mengikuti  ajaran  Sayyidina  Ali.  Sumber  lain  mengatakan
Islam  dayang  ke  Maluku  dibawa  oleh  Ja’far  Shiddiq,  yaitu  seorang  ulama  Jawa,
yang  datang  ke  Ternate  tahun  1250  M.  Dari  catatan  Antonio  Golvao,  seorang
perwira  Portugis  yang  datang  ke  Ternate,  diketahui  bahwa  agama  Islam  masuk  ke
Ternate sekitar tahun 1460 M. Pembawanya adalah para pedagang dari Malaka.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  143
Gambar 5.7. Peta Kepulauan Maluku
Dari  paparan  singkat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  masuknya  Islam  ke
Indonesia didukung oleh kegiatan pelayaran dalam rangka berdagang yang saat itu
sangat  berkembang.  Maka  tidaklah  mengherankan  jika  orang-orang  yang  masuk
agama  Islam  terlebih  dahulu  adalah  orang-orang  yang berada  di  pesisir  pantai.  Di
daerah  ini orang-orang  dari  berbagai negara  bertemu,  termasuk orang-orang  Islam.
Pada saat itulah tidak jarang sentuhan agamis datang dari pendatang Muslim yang
kemudian dapat mempengaruhi rekan-rekan dagangnya.
Islam  berkembang  dengan  pesat  di  berbagai  wilayah  (pulau)  di  Indonesia
terutama  setelah  berdirinya  negara-negara  Islam  di  wilayah  itu.  Perkembangan
Islam  selanjutnya  mengalami  hambatan  ketika  bangsa  asing  masuk  ke  negara  kita
dengan tujuan menjajah. Datangnya para penjajah dari Barat (Eropa) ternyata tidak
hanya  bertujuan  untuk  mengeruk  hasil  bumi  nusantara yang  sangat  kaya  ini  saja,
tetapi  juga  dengan  tujuan  menyebarkan  agama  Kristen yang  menjadi  agama  para
penjajah  tersebut.  Tentu  saja  kedatangan  para  penjajah  ini  sangat  merugikan  bagi
perkembangan Islam di Indonesia.
Kedatangan  bangsa  Barat  di  Indonesia  juga  sekaligus dapat  menumbuhsuburkan  perkembangan  agama  Kristen  di  Indonesia.  Yang  kita  lihat  sekarang  ini,
di  kota-kota  besar  di  Indonesia  yang  dahulu  menjadi pusat  kerajaan  Islam  banyak
ditemukan  komunitas  Kristen  yang  cukup  besar  dan  berdiri  tempat-tempat  ibadah
mereka yang cukup banyak.
Sepeninggal  bangsa  Barat  (setelah  Indonesia  merdeka)  Islam  kemudian
memasuki  era  baru  di  Indonesia.  Perimbangan  kekuatan  agama  yang  dihasilkan
oleh  penjajahan  di  Indonesia  ikut  mewarnai  perkembangan  peradaban  Islam  di
Indonesia.  Hal  ini  terus  berkembang  hingga  sekarang yang  sudah  mengalami
berbagai  era  pemerintahan,  mulai  dari  era  Sukarno  hingga  presiden  terakhir
sekarang (Susilo Bambang Yudoyono/tahun 2005).
C.  Peranan Umat Islam di Indonesia
Untuk melihat peranan umat Islam di Indonesia, terlebih dahulu dikemukakan
cara-cara  berkembangnya  Islam  di  tengah-tengah  masyarakat  Indonesia.  Dari
penjelasan  yang  singkat  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  Islam  berkembang  di
Indonesia melalui berbagai cara, seperti:
1.  Dengan  cara  perdagangan.  Dengan  cara  inilah  Islam  mula-mula  masuk  ke
Indonesia.
2.  Dengan  cara  perkawinan.  Cara  ini  ditempuh  dengan  dilakukannya  perkawinan
antara para pendatang Muslim yang berdagang dengan orang-orang Indonesia.
3.  Dengan  cara  pendidikan.  Cara  ini  umumnya  dilakukan  di  lembaga-lembaga
pendidikan seperti pesantren-pesantren yang didirikan oleh para muballigh atau
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  144
kyai  di  Indonesia.  Di  antara  pesantren  yang  terkenal  adalah  Pesantren  Sunan
Giri dan Pesantren Ampel Denta.
4.  Dengan  cara  yang  diperankan  para  wali  dan  para  sufi.  Cara  yang  dilakukan
para  wali  dalam  menyebarkan  Islam  bermacam-macam,  di  antaranya  dengan
dakwah,  seni  wayang,  karawitan  (yang  dilakukan  Sunan  Bonang),  dan  melalui
tasawuf.
1. Peranan dalam hal sosial, politik, dan ekonomi
Umat Islam di Indonesia ikut menyumbang dalam hal berkembangnya seni dan
budaya  di  Indonesia.  Seni  pewayangan,  musik,  kerawitan,  dan  cara  berpakaian
adalah  beberapa  hal  yang  berkembang  dan  mendapat  dukungan  umat  Islam.
Peranan-peranan lainnya antara lain:
a.  Pada  masa  pemerintahan  kerajaan  Samudera  Pasai  terjadi  perkembangan  yang
cukup  pesat  dalam  hal  pemerintahan.  Raja  kerajaan  ini  (Sultan Nazimuddin AlKamil)  meletakkan  dasar-dasar  pemerintahan  kerajaan Samudera  Pasai  dengan
landasan hukum Islam.
b.  Perkembangan  kerajaan  Samudera  Pasai  ditunjang  dengan  diberlakukannya
hukum  Islam  dalam  kehidupan  bermasyarakat  dan  bernegara.  Dalam
pelaksanaannya  banyak  terjadi  kesamaan  dengan  kehidupan  di  Timur  Tengah,
seperti Arab dan Mesir.
c.  Masyarakat  Aceh  mulanya  hidup  dengan  perpaduan  dua  dasar  aturan
kemasyarakatan yaitu adat istiadat dan ajaran Islam.
d.  Demak  menjadi  pusat  penyebaran  agama  Islam  di  Jawa  dan  wilayah  bagian
Timur.  Adapun  murid  para  wali  bukan  hanya  dari  Jawa tetapi  juga  dari
Kalimantan, Makassar, Ternate, dan Ambon.
e.  Demak  menyerang  Malaka  dari  Selat  Sunda,  pantai  barat  Sumatera,  Aceh,  dan
Selat  Malaka.  Penyerangan  ini  dibantu  oleh  kerajaan Palembang  dan  akhirnya
Portugis angkat kaki dari Malaka setelah datangnya Belanda tahun 1596 M.
f.  Kehidupan masyarakat Demak tetap diatur oleh hukum Islam yang berlaku dan
sebagian lainnya tetap bertahan dengan budaya sebelumnya.
g.  Demak  membangun  basis  perekonomian  dengan  pertanian yang  menghasilkan
banyak  beras.  Demak  menjalin  hubungan  dengan  kota-kota  pelabuhan  seperti
Malaka  dan  Makassar.  Dengan  demikian,  tercipta  kerja  sama  dengan  baik  di
antara mereka.
h.  Sejak  berkembangnya  Islam  di  Banten,  mayarakat  Banten  menganut  tatanan
Islam.  Kelompok  masyarakat  yang  menolak  Banten  menyingkir  ke  pedalaman
Banten Selatan yang kemudian dikenal dengan suku Badui.
i.  Sebagaimana  kerajaan  Islam  yang  lain,  kerajaan  Makassar  menerapkan  hukum
Islam.  Dengan  demikian,  seluruh  aspek  kehidupan  masyarakatnya  didasarkan
pada ajaran yang terdapat dalam hukum Islam.
2. Peranan dalam hal kebudayaan
Berdasarkan  peninggalan-peninggalan  sejarah  Islam  di  Indonesia,  dapat
diketahui bahwa umat Islam berperanan besar dalam kehidupan berbudaya. Hal itu
dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk peninggalan budayanya, antara lain:
a.  Dalam  bentuk  masjid yang  umumnya  merupakan  perpaduan  kebudayaan  Islam
dengan kebudayaan setempat. Masjid yang terbesar diwilayah Indonesia adalah
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  145
masjid  Demak  di  Demak  (Jawa  Tengah),  masjid  Indraputra  di  Aceh,  Masjid
Sunan Kudus di Kudus (Jawa Tengah), dan Masjid Sunan Ampel di Ampel (Jawa
Timur).
Gambar 5.8. Masjid Demak  Gambar 5.9. Masjid Banten
b.  Dalam bentuk Keraton, seperti Keraton Kaibon di Banten, Kasepuhan Cirebon di
Cirebon  (Jawa  Barat),  Keraton  Solo  di  Solo,  dan  Keraton  Kasultanan  di
Yogyakarta.
Gambar 5.10. Keraton Solo Gambar 5.11. Keraton Yogyakarta
c.  Dalam  bentuk  Makam,  seperti  makam  Maulana  Malik  Ibrahim  di  Gresik  (Jawa
Timur), komplek makan di masjid Demak, makam Islam di Tallo, makam Sunan
Bayat  di  Klaten  (Jawa  Tengah),  makam  Sunan  Kudus  di Kudus,  makam  Sunan
Kalijaga, makam Sunan Muria, dan makam Sunan Bonang.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  146
Gambar 5.12. Makam Sunan Malik Ibrahim di Gresik
d.  Dalam bentuk Benteng, seperti yang terdapat di Banten.
Gambar 5.13. Beberapa benteng pertahanan lama
e.  Dalam  bentuk  karya  sastra.  Hasil  karya  sastra  peninggalan  sejarah  Islam
umumnya  terdiri  dari  beberapa  bentuk  seperti  suluk, babad,  kitab  dan  seni,
pertunjukan, serta hikayat. Di antara karya sastra ini adalah:
1)  Karya  sastra  berupa  syair  (Syair  Perahu  oleh  Hamzah  Fansuri),  syair
sejarah  (Syair  Kompeni  Walanda),  syair  perang  Banjarmasin,  syair  fiksi
(Syair Ken Tambunan, Ikan terubuk, dan Syair Abdul Muluk).
Gambar 5.14. Syair Perahu oleh Hamzah Fansuri
2)  Kitab,  yang  memuat  ajaran  budi  pekerti  (nitisastra),  Niti  Sruti,  Kitab  Manik
Maya,  Kitab  Anbia  Astabrata,  Kitab  Susana  Sunu,  dan Kitab  tentang
pemerintahan.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  147
Gambar 5.15. Salah satu kitab lama
3)  Hikayat,  yang  memuat  hikayat  raja-raja  Pasai,  Hikayat  Bayan  Budiman,
Hikayat Bakhtiar, dan Hikayat Jauhar Manikam.
4)  Bidang seni, yaitu seni pertunjukan wayang kulit, seni aksara tulisan ArabMelayu  (tak  memakai  harakat),  seni  kaligrafi,  seni  pahat,  seni  ukir  (masjid
yang diukir di Jepara (Jawa Tengah) pada dinding depan masjid Mantingan).
Gambar 5.16. Wayang kulit
5)  Akulturasi  dan  asimilasi  kebudayaan,  antara  kebudayaan  Islam  dengan
kebudayaan masyarakat setempat.
Dengan  berbagai  peninggalan  Islam  seperti  di  atas,  maka  kita  sebagai  anak
bangsa,  khususnya  yang  beragama  Islam,  harus  pro  aktif  menjaga  kelestarian
budaya bangsa kita, terlebih peninggalan budaya yang menunjukkan perkembangan
Islam  di  Indonesia.  Sebagai  siswa  Muslim  hendaknya  kalian  banyak  membaca
sejarah  perkembangan  Islam,  khususnya  di  Indonesia, agar  dapat  memahami
betapa besar sumbangan Islam dalam perkembangan bangsa dan negara Indonesia
ini.
D. Manfaat yang Dapat Diambil
Dari  kajian  tentang  perkembangan  Islam  di  Indonesia,  tentu  saja  banyak
hikmah  atau  manfaat  yang  dapat  diambil,  terutama  bagi  kita  umat  Islam  yang
tinggal di Indonesia. Di antara manfaat itu adalah:
1.  Kita harus menyadari bahwa umat Islam di Indonesia ini sudah ada cukup lama
(kira-kira  tujuh  abad  lebih).  Keberadaan  umat  Islam yang  begitu  lama  di  bumi
Indonesia  ini  harusnya  lebih  menyadarkan  dan  menuntut  kita  agar  terus
mempertahankan Islam di bumi nusantara ini. Jangan sampai Islam yang sudah
mengakar di negara ini lama-kelamaan akan hilang sedikit demi sedikit.
2.  Umat  Islam  merupakan  umat  mayoritas  di  Indonesia.  Kesempatan  untuk
berperan besar di Indonesia sangatlah besar bagi umat Islam yang mayoritas ini.
Warisan  dan  budaya  Islam  yang  sudah  lama  mengakar  di  Indonesia  ini
memberikan  kesempatan  yang  sangat  besar  bagi  kita  umat  Islam  untuk  terus
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3 SMP  148
mengembangkan dan memperjuangkan untuk tetap eksisnya Islam di Indonesia.Karena itu dengan perkembangan agama lain yang cukup pesat di sini (terutama
Kristen), kita juga harus hati-hati dan waspada, sehingga di kemudian hari kita
umat Islam tidak menjadi tamu di negerinya sendiri.
3.  Umat Islam harus menjadi orang yang kuat, dalam arti harus membekali dirinya
dengan  kekuatan  ilmu  dan  agama.  Kekuatan  agama  sangat  berperan  untuk
mempertahankan  aqidah  dan  syariah  serta  akhlak  Islam  dari  serbuan  ajaran
agama  dan  budaya-budaya  asing  yang  sangat  bertentangan  dengan  Islam.
Kekuatan  ilmu  juga  sangat  berperan  untuk  dapat  digunakan  umat  Islam
menduduki  jabatan-jabatan  penting  dalam  pemerintahan  di  Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar